Pengertian Teknologi
Menurut David L. GOETCH teknologi adalah "upaya" untuk mendapatkan suatu "produk" yang dilakukan oleh manusia dengan memanfaatkan peralatan (tools), proses dan sumberdaya (resources). Pengertian yang lain, telah diberikan oleh Arnold Pacey. Teknologi adalah bahwa teknologi tetap terkait pada pihak-pihak yang terlibat dalain perencanaannya, karena itulah teknologi tidak bebas organisasi, tidak bebas budaya dan sosial, ekonomi dan politik.
Definisi teknologi yang lain diberikan oleh Rias Van Wyk. Dari definisi tersebut, ada beberapa esiensi yang terkandung yaitu :
1. Teknologi terkait dengan ide atau pikiran yang tidak akan pernah berakhir, keberadaan teknologi bersama dengan keberadaan budaya umat manusia.
2. Teknologi merupakan kreasi dari manusia, sehingga tidak alami dan bersifat artificial.
3. Teknologi merupakan himpunan dari pikiran (set of means), sehingga teknologi dapat dibatasi atau bersifat universal, tergantung dari sudut pandang analisis
4. Teknologi bertujuan untuk memfasilitasi human endeavor (ikhtiar manusia). Sehingga teknologi harus mampu merungkatkan performansi (kinerja) kemampuan manusia.
Dari definisi di atas, ada 3 (tiga) entitas yang terkandung dalam teknologi yaitu, Skill (Keterampilan), Algorithnia (Logika berfikir) dan hardware (Perangkat Keras).Dalam pandangan Management of Technology, Teknologi dapat digambarkan dalam beragam cara.
1. Teknologi sebagai makna uiituk memenuhi suatu maksud didalamnya terkandung apa saja yang dibutuhkan untuk merubah (mengkonversikan) sumberdaya (resources) ke suatu produk atau jasa.
2. Teknologi tidak ubahnya sebagai pengetahuan, sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan (objective).
3. Teknologi adalah suatu tubuh dari ilmu pengetahuan dan rekayasa (Engineering) yang dapat diaplikasikan pada perancangan produk dan atau proses atau pada penelitian untuk mendapatkan pengetahuan baru.
Arti Teknologi informasi dan komunikasi
. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media
Banyak aktifitas manusia yang berhubungan dengan sistem informasi, entah disadari atau tidak, sistem informasi telah banyak membantu manusia.
Ada bermacam-macam sistem informasi antara lain :
• Sistem Reservasi pesawat terbang : digunakan dalam biro perjalanan untuk melayani pembelian / pemesanan tiket.
• Sistem untuk menangani penjualan kredit kendaraan bermotor sehingga dapat digunakan untuk memantau hutang para pelanggan.
• Sistem biometrik yang dapat mencegah orang yang tak berwenang memasuki fasilitas-fasilitas rahasia atau mengakses informasi yang bersifat rahasia dengan cara menganalisa sidik jari atau retina mata.
• Sistem POS (point of sale) yang diterapkan pada kebanyakan pasar swalayan dengan dukungan pembaca barcode untuk mempercepat pemasukan data.
• Sistem telemetri atau pemantauan jarak jauh yang menggunakan teknologi radio,misalnya untuk mendapatkan suhu lingkungan pada gunung berapi atau memantaugetaran pilar jembatan rel kereta api.
• Sistem berbasiskan kartu cerdas (smart card) yang dapat digunakan juru medis
untuk mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit karena didalam kartu tersebut terekam data-data mengenai pasien
• Sistem layanan akademis berbasis web yang memungkinkan mahasiswa memperoleh data-data akademis atau bahkan dapat mendaftarkan mata kuliah-matakuliah yang diambil pada semester baru.
• Sistem pertukaran data elektronis (Electronic Data Interchange) yang memungkinkan pertukaran dokumen antar perusahaan secara electronis dan data yang terkandung dalam dokumen dapat diproses secara langsung oleh komputer.
• E-peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan,menganalisa danmendistribusikan apa saja termasuk kata-kata,bilangan dan gambar.
Arti TIK dalam Pendidikan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat, sejak lama telah dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Seperti penemuan kertas, mesin cetak, radio, video taperecorder, film, televisi, overhead projector, dan komputer telah dimanfaaatkan dalam proses pendidikan. Pada hakikatnya alat-alat tersebut tidak dibuat khusus untuk kepentingan pendidikan, akan tetapi alat-alat tersebut ternyata dapat dimanfaatkan dalam proses pendidikan, bahkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisien pelaksanaan proses pendidikan. Selain alat-alat tersebut, yang pada umumnya tidak dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan, tetapi terdapat pula alat-alat yang secara khusus dirancang untuk kepentingan pendidikan. Baik alat-alat yang dirancang tidak secara khusus untuk kepentingan pendidikan tetapi dapat dimanfaatkan dalam proses pendidikan, juga alat-alat yang dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan dikatagorikan sebagai teknologi pendidikan.
Rabu, 07 Januari 2009
Jurnal
REVIEW JURNAL
PENDEKATAN TEKNOLOGI DALAM PENGELOLAAN KELAS
Oleh : Nugraha Suliarto
Abstrak Pembelajaran tidak hanya terpaku pada kegiatan yang lebih dari hanya berbicara dan transfer pengetahuan, Pembelajaran yang dimaksudkan adalah perkembangan teknologi dimasa kini dan mendatang murid butuh untuk persiapan dirinya Pemanfaatan teknologi informasi adalah basis dalam pengembangan pembelajaran di dalam kelas, baik dalam pengaturan kelas dengan alat teknologi tersebut (praktek), Guru berkepentingan untuk memilih dan menetukan teknologi yang digunakan terutama kaitannya dengan kepentingan spesifikasi kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa dan hasil yang diharapkan. Teknologi di dalam kelas membantu memperlancar kegiatan belajar yang harus dilalui oleh murid dan memberikan kemudahan bagi guru dalam proses mentransfer ilmu pengetahuan kepadamuridnya. Oleh karena itu lingkungan kelas harus memberikan dukungan kepada kegiatan belajar yang menyenangkan bagi murid dan guru mengajar dengan nyaman pula.
Key Word : Teknologi Informasi, Kegiatan Belajar, Lingkungan Kelas
A.PENDAHULUAN
Pembelajaran tidak hanya terpaku pada kegiatan yang lebih dari hanya berbicara dan transfer pengetahuan, seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi sekolah mencari bentuk baru dalam proses pembelajaran anak. Pembelajaran yang dimaksudkan adalah perkembangan teknologi dimasa kini dan mendatang.
Pemanfaatan TIK adalah basis dalam pengembangan pembelajaran didalam kelas, baik dalam pengaturan kelas dengan alat teknologi tersebut (praktek), maupun kelas yang disett dengan alat teknologi yang memungkinkan anak dapat mempelajari apa ynag diinginkan dengan bantuan alat teknologi terebut. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa teknologi dapat dilihat bahwa teknologi memberikan dan menuntut hal-hal berikut :
1. • Menuntut guru melakukan pekerjaan dan alat yang lebih rumit
2. • Mengarah kepada peran guru sebagai pelatih dari pada sebagai penyahir pengetahuan
3. • Menyediakan kesempatan kepada guru untuk mempelajarai isi pembelajaran kembali dan menggunakan metode yang tepat berdasarkan kurikulum yang ada.
B. KONSEPPENDEKATAN TEKNOLOGI DALAM PENGELOLAAN KELAS
1. Inovasi dalam sarana kelas
Inovasi sarana kelas harus mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku yaitu UUSPNNO. 20 tahun 2003 dan Standar Nasional Pendidikan PP 19 tahun 2005 yang berkaitan dengan Sarana dan prasarana pendidikan. Inovasi sarana kelas yang akan dilakukan oleh guru harus memperhatikan memenuhi keperiuan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam restruturisasi kelas dengan basis teknologi
Adalah hal yang penting bagi guru ketika memikirkan bahwa pembelajaran berbasis teknologi tidak hanya terpfokus pada teknologi komputer, walaupun memang pada saat ini komputer adalah salah satu alat yang sedang digemari oleh sekolah dalam mendukung kegiatan anak disekolah walaupun baru sampai pada tarap kegiatan ekstrakurikuler saja. Ada alat lainnya yang juga bisa dimanfaatkan dalam melaksanakan kegaiatan pembelajaran dan tidak hanya sebagai alat Bantu akan tetapi memang sebagai kegiatan belajar yang dijalani oleh siswa, seperti telepon, faksimile, video teknologi, dan lain-lain.
Yang harus dipikirkan dan menjadi bahan pertanyaan bagi guru ketika membuat perencanaan pengajaran dengan berbasiskan teknologi adalah
a. What general role do these technologies play in the classroom?,
b. What are the implications of using technology for me as a teacher?
c. Will the use of technology help my students learn?
d. How do I integrate them into my teaching?
Beberapa hal yang menjadi hal perlu ada dalam teknologi yang kita gunakan adalah
a. Teknologi itu bisa menyediakan informasi
b. Membangun pengetahuan dan keterampilan murid
c. Bisa mengakses sumber belajar lainnya.
Guru berkepentinganuntuk memilih dan menetukan teknologi yang digunakan teartamakaitannya dengan kepentingan spesifikasi kegiatan belajar yang haras dilakukan oleh siswa dan hasil yang diharapkan. Oleh karena itu hal-hal berikut ini periu diperhatikan oleh guru :
a. The depth and quality of the information provide may vary.
b. Different technologies and their application have direct implication on the number in wich the classroom is organized .
c. Tecnologies differ on cosst and amount of integration needed to use them
d. Tecnologies vary in the flexibilityof use.
Implikasinya bagi guru dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran adalah memperlancar kegiatan dan memudahkan dalam proses pembelajaran karena sebagai berikut:
• Menuntut banyak kegiatan dari siswa dan menutut murid untuk bnyak berhati-hati untuk menyiapkan pekerjaanya.
• Dapat menyajikan bahan ajar yang komplek
• Mempercayai murid dapat memahami konsep-konsep yang berat
• Dapat mempertemukankebutuhan individual murid yang paling baik
• Dapat lebih memokuskan pada kegiatan murid sebagai senter dalam proses pembelajaraannya
• Membuka lebih luas perbedaan-perbedaan individual dan pennasalahan-pennasalahanyang muncul dalam pembelajaran
Pertanyaan lainnya bagi gura ketika memulai pembelajaran dengan basis teknologi adalah:
• Bagaimana murid mereaksi terhadap teknologi yang dipergunakan dalam belajarnya?
• Bagaimana teknologi memberikan dampak terhadap pengetahuan yang akan diberikan kepada murid dan bagaimana murid dapat menangkapnya?
• Bagaimana teknolgi dapat merubah ruang dan waktu dalam kegiatan belajar mengajar?
• Keterampilan baru apa yang hams Himililn mtirid Icerika akan merrnilai berlajar?
• Bagaimana teknologi dapat merubah kdas dan hubungan guru dengan murid?
3. Lingkungan untuk efektivitas Penggunaan Teknologi
Teknologi di dalam kelas membantu memperlancar kegiatan belajar yang harus dilalui oleh murid dan memberikan kemudahan bagi guru dalam proses mentransfer ilmu pengetahuankepadamuridnya. Oleh karena itu lingkungan kelas harus memberikan dukungan kepada kegiatan belajar yang menyenangkan bagi murid dan guru mengajar dengan nyamanpula. Hal esensial yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: :
• Perlengkapan teknologi hams tepat sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
• Akan membutuhkan banyak waktu danmempelajarinyaketika teknologi masuk dalam program instmksional
• Unsur-unsur pendukung sangat dibutuhkan seperti, keselamatan, kenyamanan, dan keindahan.
• Tenaga pendukung juga diperlukan ketika penggunaan teknologi lebih komplek.
. 4. Pentingnya Guru yang Inovatif dalam Restrukturisai Kelas Berbasis Teknologi Setiap guru menghendaki muridnya dapat belajar dan sukses dalam belajarnya. Keberhasilan dalam belajar murid akan bergantung kepada usaha-usaha guru memberikan arahan dan memberikan bantuan dalam kegiatan belajar tersebut. Dengan perbedaan yang dimiliki oleh murid teknologi memungkinkan secara individual projek-projek perorangan dapat dilakukan dengan maksimal, tentunya dengan bantuan dan dorongan dan gura
Guru yang inovatif sangat dibutuhkan dalam memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang akan dilakukannya, dimulai dari kegiatan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran sampai kepada penilaian hasil belajar akan membutuhkan energi yang tinggi. Oleh karena itu orang kreatif itu akan mudah dalam menemukan inovasi- inovasi yang memungkinkan kegiatan pembelajarnnya lebih cepat, lebih berhasil dan lebih bermanfaat bagi muridnya.
C. Rangkuman
Manajemen atau pengelolaandiartikan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaraa Manajemen kelas adalah segal usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Kegiatan dalam manajemen kelas menyangkuthal-halberikan Pengaturanorang (siswa).
Tujuanpengdolaankelas:
• Anak-anak memberikan respon yang setimpal terhadap perlakuan yang sopan dan penuh perhatian dari orang dewasa.
• Mereka akan bekerja dengan rajindan penuh konsentrasi dalam melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuannva
Masalah pengelolaan kelas dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok (meskipun perbedaan keduanya merupakan tekanan saja). Tindakan pengelolaan kelas yang dilakukan guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakekat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat pula.
Tindakan yang bersifat pencegahan (preventif) yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi sosio emosional sehingga terasa benar oleh siswa rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar. Sedangkan tindakan yang bersifat korektif merupakan tindakan terhadap tingkah laku yang menyimpang dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Tindakan yang bersifat korektif terbagi 2, yaitu tindakan yang seharusnya diambil guru pada saat terjadi gangguan (dimensi tindakan) dan penyembuhan (kuratif) terhadap tingkah laku menyimpang yang terlanjur terjadi.
D. GLOSARIUM
Kondisi emosional; kondisi kejiwaan siswa (psikologis) yang mdekat pada diri siswa masingmasing atau hasil interaksi dengan siswa lainnya dan guru. Kondisi pisik; kondisi/keadaan fisik kelas yang akan mendukung kegiatan pembelajaran.
Kohesif; keadaan yang menggambarkan keadaan dalam interaksi guru dengan siswa. Preventif; tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh guru guna mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan/permasalahan yang ditimbulkan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran
Kuratif; tindakan pengobatan yang dilakukan oleh guru setelah terjadinya pennasalahanyangmengganggujalannya pembelajaran karena perilaku siswa, sehingga kesalahan yang sama tidak terulang lagi atau menular pada siswa lainnya
Korektif; tindakan pembetulan yang dilakukan oleg guru pada saat terjadinya masalah dalam pembelajaran yang ditimbulkan oleh siswa berupa pembetulan-pembetulan yang sesuai dengan tugas perkembangan kejiwaan siswa.
E.DAFTAR PUSATKA
Asep Suryana,(2005),Makalah TECHNOLOGIES FOR RESTRUCTUREDCLASSROOMS, disampaikan dalam lokakarya di Universitas Negeri Yqgya.
Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, (1996), Pengelolaan Kelas, Sen Peningkatan Mutu 2, Jakarta : Depdagri dan Depdikbud.
———————————, (1996),Pengelolaan Kelas, Seri Peningkatan Mutu 3, Jakarta :Depdagri dan Depdikbud.
Eggen, Paul D & Don Kauchak, (1994), Education Psychology Classroom Connection, New York: McMillan College Publishing Company Inc.
Maman Rahman, (1998), Manajemen Kelas, Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
M. Entang, T raka Joni an Prayitno, (1985), Pengelolaan Kelas, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan TenagaKependidikan, Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud
N. AAmetembun, (1981), Manajemen Kelas : Penuntun Bagi Para Guru dan Calon Guru Jilidldan 77, Bandung: Suri
Orastein, Allan C, (1990), Strategies for Effective Teaching, New york: Harper and Row Publisher Inc,
Pidarta, Made (1980), Pengelolaan Kelas, Usaha Nasional, Surabaya.
SuharsimiArikunto, (1993)Manqjemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: PT. Aneka Cipta.
PENDEKATAN TEKNOLOGI DALAM PENGELOLAAN KELAS
Oleh : Nugraha Suliarto
Abstrak Pembelajaran tidak hanya terpaku pada kegiatan yang lebih dari hanya berbicara dan transfer pengetahuan, Pembelajaran yang dimaksudkan adalah perkembangan teknologi dimasa kini dan mendatang murid butuh untuk persiapan dirinya Pemanfaatan teknologi informasi adalah basis dalam pengembangan pembelajaran di dalam kelas, baik dalam pengaturan kelas dengan alat teknologi tersebut (praktek), Guru berkepentingan untuk memilih dan menetukan teknologi yang digunakan terutama kaitannya dengan kepentingan spesifikasi kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh siswa dan hasil yang diharapkan. Teknologi di dalam kelas membantu memperlancar kegiatan belajar yang harus dilalui oleh murid dan memberikan kemudahan bagi guru dalam proses mentransfer ilmu pengetahuan kepadamuridnya. Oleh karena itu lingkungan kelas harus memberikan dukungan kepada kegiatan belajar yang menyenangkan bagi murid dan guru mengajar dengan nyaman pula.
Key Word : Teknologi Informasi, Kegiatan Belajar, Lingkungan Kelas
A.PENDAHULUAN
Pembelajaran tidak hanya terpaku pada kegiatan yang lebih dari hanya berbicara dan transfer pengetahuan, seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi sekolah mencari bentuk baru dalam proses pembelajaran anak. Pembelajaran yang dimaksudkan adalah perkembangan teknologi dimasa kini dan mendatang.
Pemanfaatan TIK adalah basis dalam pengembangan pembelajaran didalam kelas, baik dalam pengaturan kelas dengan alat teknologi tersebut (praktek), maupun kelas yang disett dengan alat teknologi yang memungkinkan anak dapat mempelajari apa ynag diinginkan dengan bantuan alat teknologi terebut. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa teknologi dapat dilihat bahwa teknologi memberikan dan menuntut hal-hal berikut :
1. • Menuntut guru melakukan pekerjaan dan alat yang lebih rumit
2. • Mengarah kepada peran guru sebagai pelatih dari pada sebagai penyahir pengetahuan
3. • Menyediakan kesempatan kepada guru untuk mempelajarai isi pembelajaran kembali dan menggunakan metode yang tepat berdasarkan kurikulum yang ada.
B. KONSEPPENDEKATAN TEKNOLOGI DALAM PENGELOLAAN KELAS
1. Inovasi dalam sarana kelas
Inovasi sarana kelas harus mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku yaitu UUSPNNO. 20 tahun 2003 dan Standar Nasional Pendidikan PP 19 tahun 2005 yang berkaitan dengan Sarana dan prasarana pendidikan. Inovasi sarana kelas yang akan dilakukan oleh guru harus memperhatikan memenuhi keperiuan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam restruturisasi kelas dengan basis teknologi
Adalah hal yang penting bagi guru ketika memikirkan bahwa pembelajaran berbasis teknologi tidak hanya terpfokus pada teknologi komputer, walaupun memang pada saat ini komputer adalah salah satu alat yang sedang digemari oleh sekolah dalam mendukung kegiatan anak disekolah walaupun baru sampai pada tarap kegiatan ekstrakurikuler saja. Ada alat lainnya yang juga bisa dimanfaatkan dalam melaksanakan kegaiatan pembelajaran dan tidak hanya sebagai alat Bantu akan tetapi memang sebagai kegiatan belajar yang dijalani oleh siswa, seperti telepon, faksimile, video teknologi, dan lain-lain.
Yang harus dipikirkan dan menjadi bahan pertanyaan bagi guru ketika membuat perencanaan pengajaran dengan berbasiskan teknologi adalah
a. What general role do these technologies play in the classroom?,
b. What are the implications of using technology for me as a teacher?
c. Will the use of technology help my students learn?
d. How do I integrate them into my teaching?
Beberapa hal yang menjadi hal perlu ada dalam teknologi yang kita gunakan adalah
a. Teknologi itu bisa menyediakan informasi
b. Membangun pengetahuan dan keterampilan murid
c. Bisa mengakses sumber belajar lainnya.
Guru berkepentinganuntuk memilih dan menetukan teknologi yang digunakan teartamakaitannya dengan kepentingan spesifikasi kegiatan belajar yang haras dilakukan oleh siswa dan hasil yang diharapkan. Oleh karena itu hal-hal berikut ini periu diperhatikan oleh guru :
a. The depth and quality of the information provide may vary.
b. Different technologies and their application have direct implication on the number in wich the classroom is organized .
c. Tecnologies differ on cosst and amount of integration needed to use them
d. Tecnologies vary in the flexibilityof use.
Implikasinya bagi guru dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran adalah memperlancar kegiatan dan memudahkan dalam proses pembelajaran karena sebagai berikut:
• Menuntut banyak kegiatan dari siswa dan menutut murid untuk bnyak berhati-hati untuk menyiapkan pekerjaanya.
• Dapat menyajikan bahan ajar yang komplek
• Mempercayai murid dapat memahami konsep-konsep yang berat
• Dapat mempertemukankebutuhan individual murid yang paling baik
• Dapat lebih memokuskan pada kegiatan murid sebagai senter dalam proses pembelajaraannya
• Membuka lebih luas perbedaan-perbedaan individual dan pennasalahan-pennasalahanyang muncul dalam pembelajaran
Pertanyaan lainnya bagi gura ketika memulai pembelajaran dengan basis teknologi adalah:
• Bagaimana murid mereaksi terhadap teknologi yang dipergunakan dalam belajarnya?
• Bagaimana teknologi memberikan dampak terhadap pengetahuan yang akan diberikan kepada murid dan bagaimana murid dapat menangkapnya?
• Bagaimana teknolgi dapat merubah ruang dan waktu dalam kegiatan belajar mengajar?
• Keterampilan baru apa yang hams Himililn mtirid Icerika akan merrnilai berlajar?
• Bagaimana teknologi dapat merubah kdas dan hubungan guru dengan murid?
3. Lingkungan untuk efektivitas Penggunaan Teknologi
Teknologi di dalam kelas membantu memperlancar kegiatan belajar yang harus dilalui oleh murid dan memberikan kemudahan bagi guru dalam proses mentransfer ilmu pengetahuankepadamuridnya. Oleh karena itu lingkungan kelas harus memberikan dukungan kepada kegiatan belajar yang menyenangkan bagi murid dan guru mengajar dengan nyamanpula. Hal esensial yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: :
• Perlengkapan teknologi hams tepat sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
• Akan membutuhkan banyak waktu danmempelajarinyaketika teknologi masuk dalam program instmksional
• Unsur-unsur pendukung sangat dibutuhkan seperti, keselamatan, kenyamanan, dan keindahan.
• Tenaga pendukung juga diperlukan ketika penggunaan teknologi lebih komplek.
. 4. Pentingnya Guru yang Inovatif dalam Restrukturisai Kelas Berbasis Teknologi Setiap guru menghendaki muridnya dapat belajar dan sukses dalam belajarnya. Keberhasilan dalam belajar murid akan bergantung kepada usaha-usaha guru memberikan arahan dan memberikan bantuan dalam kegiatan belajar tersebut. Dengan perbedaan yang dimiliki oleh murid teknologi memungkinkan secara individual projek-projek perorangan dapat dilakukan dengan maksimal, tentunya dengan bantuan dan dorongan dan gura
Guru yang inovatif sangat dibutuhkan dalam memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang akan dilakukannya, dimulai dari kegiatan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran sampai kepada penilaian hasil belajar akan membutuhkan energi yang tinggi. Oleh karena itu orang kreatif itu akan mudah dalam menemukan inovasi- inovasi yang memungkinkan kegiatan pembelajarnnya lebih cepat, lebih berhasil dan lebih bermanfaat bagi muridnya.
C. Rangkuman
Manajemen atau pengelolaandiartikan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaraa Manajemen kelas adalah segal usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Kegiatan dalam manajemen kelas menyangkuthal-halberikan Pengaturanorang (siswa).
Tujuanpengdolaankelas:
• Anak-anak memberikan respon yang setimpal terhadap perlakuan yang sopan dan penuh perhatian dari orang dewasa.
• Mereka akan bekerja dengan rajindan penuh konsentrasi dalam melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuannva
Masalah pengelolaan kelas dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok (meskipun perbedaan keduanya merupakan tekanan saja). Tindakan pengelolaan kelas yang dilakukan guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakekat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat pula.
Tindakan yang bersifat pencegahan (preventif) yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi sosio emosional sehingga terasa benar oleh siswa rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar. Sedangkan tindakan yang bersifat korektif merupakan tindakan terhadap tingkah laku yang menyimpang dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Tindakan yang bersifat korektif terbagi 2, yaitu tindakan yang seharusnya diambil guru pada saat terjadi gangguan (dimensi tindakan) dan penyembuhan (kuratif) terhadap tingkah laku menyimpang yang terlanjur terjadi.
D. GLOSARIUM
Kondisi emosional; kondisi kejiwaan siswa (psikologis) yang mdekat pada diri siswa masingmasing atau hasil interaksi dengan siswa lainnya dan guru. Kondisi pisik; kondisi/keadaan fisik kelas yang akan mendukung kegiatan pembelajaran.
Kohesif; keadaan yang menggambarkan keadaan dalam interaksi guru dengan siswa. Preventif; tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh guru guna mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan/permasalahan yang ditimbulkan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran
Kuratif; tindakan pengobatan yang dilakukan oleh guru setelah terjadinya pennasalahanyangmengganggujalannya pembelajaran karena perilaku siswa, sehingga kesalahan yang sama tidak terulang lagi atau menular pada siswa lainnya
Korektif; tindakan pembetulan yang dilakukan oleg guru pada saat terjadinya masalah dalam pembelajaran yang ditimbulkan oleh siswa berupa pembetulan-pembetulan yang sesuai dengan tugas perkembangan kejiwaan siswa.
E.DAFTAR PUSATKA
Asep Suryana,(2005),Makalah TECHNOLOGIES FOR RESTRUCTUREDCLASSROOMS, disampaikan dalam lokakarya di Universitas Negeri Yqgya.
Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, (1996), Pengelolaan Kelas, Sen Peningkatan Mutu 2, Jakarta : Depdagri dan Depdikbud.
———————————, (1996),Pengelolaan Kelas, Seri Peningkatan Mutu 3, Jakarta :Depdagri dan Depdikbud.
Eggen, Paul D & Don Kauchak, (1994), Education Psychology Classroom Connection, New York: McMillan College Publishing Company Inc.
Maman Rahman, (1998), Manajemen Kelas, Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
M. Entang, T raka Joni an Prayitno, (1985), Pengelolaan Kelas, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan TenagaKependidikan, Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud
N. AAmetembun, (1981), Manajemen Kelas : Penuntun Bagi Para Guru dan Calon Guru Jilidldan 77, Bandung: Suri
Orastein, Allan C, (1990), Strategies for Effective Teaching, New york: Harper and Row Publisher Inc,
Pidarta, Made (1980), Pengelolaan Kelas, Usaha Nasional, Surabaya.
SuharsimiArikunto, (1993)Manqjemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: PT. Aneka Cipta.
Pengunaan Media dalam Pembelajaran
A. Definisi Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Sedangkan gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar
Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar.
Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Peranan media yang semakin meningkat sering menimbulkan kekhawatiran pada guru. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih banyak tugas guru yang lain seperti: memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa yang selama ini kurang mendapat perhatian. Kondisi ini akan terus terjadi selama guru menganggap dirinya merupakan sumber belajar satu-satunya bagi siswa. Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik, guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfungsi sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar.
B. Memilih Media
Pemilihan tertutup terjadi apabila alternatif media telah ditentukan “dari atas” (misalnya oleh Dinas Pendidikan), sehingga mau tidak mau jenis media itulah yang harus dipakai. Kalau kita memilih, maka yang kita lakukan lebih banyak kearah pemilihan topic atau pokok bahasan mana yang cocok untuk dimediakan pada jenis media tertentu. Misalnya saja, telah ditetapkan bahwa media yang digunakan adalah media audio. Dalam situasi demikian, bukanlah mempertanyakan mengapa media audio yang digunakan, dan bukan media lain? jadi yang harus kita lakukan adalah memilih topik-topik apa saja yang tepat untuk disajikan melalui media audio. Untuk model pemilihan terbuka, lebih rumit lagi.
Model pemilihan terbuka merupakan kebalikan dari pemilihan tertutup. Artinya, kita masih bebas memilih jenis media apa saja yang sesuai dengan kebutuhan kita. Alternatif media masih terbuka luas. Proses pemilihan terbuka lebih luwes sifatnya karena benar-benar kita sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Namun proses pemilihan terbuka ini menuntut kemampuan dan keterampilan guru untuk melakukan proses pemilihan. Seorang guru kadang bisa melakukan pemilihan media dengan mengkombinasikan antara pemilihan terbuka dengan pemilihan tertutup.
1. Perlunya Pemilihan Media
Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Ujung akhir dari pemilihan media adalah penggunaaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media yang kita pilih.
Apabila kita telah menentukan alternatif media yang akan kita gunakan dalam pembelajaran, maka pertanyaan berikutnya sudah tersediakah media tersebut di sekolah atau di pasaran ? jika tersedia, maka kita tinggal meminjam atau membelinya saja. Itupun jika media yang ada memang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah kita rencanakan, dan terjangkau harganya. Jika media yang kita butuhkan ternyata belum tersedia, mau tidak mau kita harus membuat sendiri program media sesuai keperluan tersebut.
Jadi, pemilihan media itu perlu kita lakukan agar kita dapat menentukan media yang terbaik, tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasaran didik. Untuk itu, pemilihan jenis media harus dilakukan dengan prosedur yang benar, karena begitu banyak jenis media dengan berbagai kelebihan dan kelemahan masing-masing.
2. Kriteria Pemilihan Media
Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik pemilihan jenis media maupun pemilihan topik yang dimediakan, akan membawa akibat panjang yang tidak kita inginkan dikemudian hari. Banyak pertanyaan yang harus kita jawab sebelum kita menentukan pilihan media tertentu. Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran diuraikan sebagai berikut :
a. Tujuan
Apa tujuan pembelajaran (TPU dan TPK ) atau kompetensi yang ingin dicapai? Apakah tujuan itu masuk kawasan kognitif, afektif , psikhomotor atau kombinasinya? Jenis rangsangan indera apa yang ditekankan: apakah penglihatan, pendengaran, atau kombinasinya? Jika visual, apakah perlu gerakan atau cukup visual diam? Jawaban atas pertanyaan itu akan mengarahkan kita pada jenis media tertentu, apakah media realia, audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak dan seterusnya.
b. Sasaran didik
Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media? bagaimana karakteristik mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, apakah ada yang berkelainan, bagaimana motivasi dan minat belajarnya? dan seterusnya. Apabila kita mengabaikan kriteria ini, maka media yang kita pilih atau kita buat tentu tak akan banyak gunanya. Mengapa? Karena pada akhirnya sasaran inilah yang akan mengambil manfaat dari media pilihan kita itu. Oleh karena itu, media harus sesuai benar dengan kondisi mereka.
c. Karateristik media yang bersangkutan
Bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan kelemahannya, sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan dicapai? Kita tidak akan dapat memilih media dengan baik jika kita tidak mengenal dengan baik karakteristik masing-masing media. Karena kegiatan memilih pada dasarnya adalah kegiatan membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan lebih sesuai dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis media tertentu, pahami dengan baik bagaimana karaktristik media tersebut.
d. Waktu
Yang dimaksud waktu disini adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama waktu yang tersedia atau yang kita memiliki, cukupkah? pertanyaan lain adalah, berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa lama alokasi waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran? tak ada gunanya kita memilih media yang baik, tetapi kita tidak cukup waktu untuk mengadakannya. Jangan sampai pula terjadi, media yang telah kita buat dengan menyita banyak waktu, tetapi pada saat digunakan dalam pembelajaran ternyata kita kekurangan waktu.
e. Biaya
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media. Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media, jika akibatnya justru pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria yang harus kita pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk membuat, membeli atau meyewa media tersebut? Bisakah kita mengusahakan beaya tersebut atau apakah besarnya biaya seimbang dengan tujuan belajar yang hendak dicapai? Tidak mungkinkan tujuan belajar itu tetap dapat dicapai tanpa menggunakan media itu, adakah alternatif media lain yang lebih murah namun tetap dapat mencapai tujuan belajar? Media yang mahal, belum tentu lebih efektif untuk mencapai tujuan belajar, dibanding media sederhana yang murah.
f. Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita. Adakah media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau di pasaran ? Kalau kita harus membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu tenaga dan sarana untuk membuatnya? Kalau semua itu ada, petanyaan berikutnya tersediakah sarana yang diperlukan untuk menyajikannya di kelas? Misalnya, untuk menjelaskan tentang proses tejadinya gerhana matahari memang akan lebih efektif jika disajikan melalui media video. Namun karena di sekolah tidak ada aliran listrik atau tidak punya video player, maka sudah cukup bila digunakan alat peraga gerhana matahari.
g. Konteks Penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi bagaimana media tersebut akan digunakan. Misalnya: apakah untuk belajar individual, kelompok kecil, kelompok besar atau masal? Dalam hal ini kita perlu merencanakan strategi pembelajaran secara keseluruhan yang akan kita gunakan dalam proses pembelajaran, sehingga tergambar kapan dan bagaimana konteks penggunaaan media tersebut dalam pembelajaran.
h. Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk memilihat atau membeli media siap pakai yang telah ada, misalnya program audio, video, garafis atau media cetak lain. Bagaimana mutu teknis media tersebut, apakah visualnya jelas, menarik dan cocok? apakah suaranya jelas dan enak didengar? jangan sampai hanya karena keinginan kita untuk menggunakan media saja, lantas media yang kurang bermutu kita paksakan penggunaannya. Perlu diinggat bahwa jika program media itu hanya menjajikan sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukan oleh guru dengan lebih baik, maka media itu tidak perlu lagi kita gunakan.
3. Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran
Untuk jenis media rancangan (by design), beberapa macam cara telah dikembangkan untuk memilih media. Dalam proses pemilihan ini, Anderson (1976) mengemukakan prosedur pemilihan media menggunakan pendekatan flowchart (diagram alur). Dalam proses tersebut ia mengemukan beberapa langkah dalam pemilihan dan penentuan jenis penentuan media, yaitu :
1. Menentukan apakah pesan yang akan kita sampaikan melalui media termasuk pesan pembelajaran atau hanya sekedar informasi umum atau hiburan. Jika hanya sekedar informasi umum akan diabaikan karena prosedur yang dikembangkan khusus untuk pemilihan media yang bersifat atau untuk keperluan pembelajaran.
2. Menentukan apakah media itu dirancang untuk keperluan pembelajaran atau hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru (alat peraga). Jika sekedar alat peraga, proses juga dihentikan ( diabaikan).
3. Menentukan apakah tujuan pembelajaran lebih bersifat kognitif, afektif atau psikomotor.
4. Menentukan jenis media yang sesuai untuk jenis tujuan yang akan dicapai, dengan mempertimbangkan kriteria lain seperti kebijakan, fasilitas yang tersedia, kemampuan produksi dan biaya.
5. Mereview kembali jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat atau masih terdapat kelemahan, atau masih ada alternatif jenis media lain yang lebih tepat.
6. Merencanakan, mengembangkan dan memproduksi media.
Pendekatan lain yang dapat digunakan dalam memilih media adalah pendekatan secara matrik. Salah satu dari pendekatan ini adalah yang dikemukakan oleh Alen. Matrik ini memberikan petunjuk yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih media yang sesuai dengan jenis tujuan pembelajaran tertentu. Ia menggambarkan tinggi rendahnya kemampuan setiap jenis media bagi pencapaian berbagai tujuan belajar sebagai berikut :
Matrik kemampuan setiap jenis media dalam mempengaruhi berbagai jenis belajar
Untuk menggunakan matrik di atas, terlebih dahulu kita mempelajari jenis belajar mana yang akan dipelajari / harus dikuasai siswa, apakah informasi faktual, konsep, keterampilan dan seterusnya. Setelah itu, kita bisa memilih jenis media yang sesuai dengan jenis belajar tersebut. Caranya dengan melihat dalam kolom yang yang berlabel “tinggi “ yang tertera di bawah kolom jenis belajar. Selanjutnya kita lihat secara horizontal ke kolom paling kiri untuk memperoleh petunjuk jenis media mana yang sebaiknya kita pilih. Jika media tersebut ternyata tidak tersedia, atau tidak mungkin disediakan kareana mahal, tidak praktis, atau tidak sesuai dengan kondisi siswa, dengan cara yang sama maka pilihan kita beralih pada jenis media yang berlabel “sedang”. Ini berati kita telah memilih jenis media “terbaik kedua”, bukan yang terbaik.
Sekali lagi, pertimbangan utama dalam memilih media adalah keseuaian media tersebut dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. Jika terdapat beberapa jenis media yang sama sama baik dan sesuai, maka prioritas kita adalah memilih jenis media yang murah, lebih praktis dan yang telah tersedia di sekitar kita.
C. Penggunaan Media Pembelajaran
Keutamaan penggunaan media, seperti yang dinyatakan oleh Salomon (1979: 1) adalah “media are after all, complex entities that entail more than just symbol system. An entity consisting of technology, contents, instructional situations and symbol system is qualitatively different from the sum of its components “. Dari kutipan ini dapat dipahami bahwa media adalah sesuatu yang kompleks yang memerlukan lebih dari hanya sebuah sistem simbol saja. Media merupakan kesatuan yang lahir dari teknologi, materi, situasi pembelajaran dan sistem simbol yang memiliki banyak perbedaan dari jumlah tiap-tiap komponen tersebut. Jadi media pembelajaran keutamaan yang jelas adalah banyaknya simbol-simbol yang dapat menarik beragam pemaknaan. Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan sebagai alat bantu yang mampu memberikan informasi secara lebih nyata, konkret dan sederhana. Media dapat menciptakan pembelajaran yang efektif, meningkatkan motivasi, minat dan pemahaman informasi serta dapat memberikan pengembangan intelektual.
Penggolongan media merupakan salah satu usaha mempermudah pengkategorian dari beragam jenis media. Menurut Haney dan Ullmer dalam Yusufhadi Miarso (2004: 462) ada tiga kategori utama berbagai bentuk media pembelajaran itu. Pertama, media yang mampu menyajikan informasi, karena itu disebut sebagai media penyaji. Kedua media yang mengandung informasi disebut media objek, dan ketiga media yang memungkinkan untuk berinteraksi disebut sebagai media interaktif. Banyak klasifikasi berbagai jenis media yang dilakukan para ahli. Berdasarkan jenis pesan yang disampaikannya media terbagi atas media grafis/visual, media audio, media audio-visual, dan media interaktif.
Dalam usaha menggunakan media dalam proses pembelajaran, perlu bagi guru untuk memperhatikan pedoman umum dalam penggunaan media sebagai berikut:
1. Tidak ada suatu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Masing-masing jenis media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu pemanfaatan kombinasi dua atau lebih media akan lebih mampu membantu tercapainya tujuan pembelajaran
2. Penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Dengan demikian pemanfaatan media harus menjadi bagian integral dari penyajian pelajaran.
3. Penggunaan media harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan.
4. Penggunaan media harus disesuaikan dengan bentuk kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5. Penggunaan media harus disertai persiapan yang cukup seperti mem-priview media yang akan dipakai, mempersiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan di ruang kelas sebelum pelajaran dimulai dan sebelum peserta masuk. Dengan cara ini pemanfaatan media diharapkan tidak akan mengganggu kelancaran proses pembelajaran dan mengurangi waktu.
6. Peserta didik perlu disiapkan sebelum media pembelajaran digunakan agar mereka dapat mengarahkan perhatian pada hal-hal yang penting selama penyajian dengan media berlangsung.
7. Penggunaan media harus diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi aktif peserta. (Yusufhadi Miarso, 2004: 461).
Dari uraian mengenai media dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat penyalur pesan yang dapat digunakan dalam pembelajaran. penggunaan media dalam pembelajaran perlu memperhatikan pedoman penggunaan media dengan tujuan agar penggunaan media efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan materi pembelajaran, seperti melakukan kombinasi penggunaan media, sejalan dengan tujuan materi pembelajaran, kesesusaian dengan materi pembelajaran, interaksi yang diharapkan, kesiapan siswa dan partisipasi yang diharapkan dari siswa dalam memanfaatkan media pembelajaran.
Sebagai media yang bertujuan untuk dapat menambah pengetahuan siswa maka media yang meletakkan cara berfikir konkrit dalam kegiatan belajar mengajar, pengembangannya diserahkan kepada guru. Guru dapat menggunkan media sesuai dengan kemampuannya. Dalam hal ini akan terkait dengan kecermatan guru memahami kondisi psikologis siswa, tujuan metode, dan kelengkapan alat bantu. Kesesuaian dan katerpaduan adari semua unsur ini akan sangat medukung untuk peningkatan pengetahuan siswa dengan menggunakan media sehingga akan timbul dampak konteks dengan penggunakaan media tersebut.
Adapun nilai-nilai praktis yang timbul dengan penggunaan media adalah sebagai berikut:
a. Dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir, karena itu dapat mengurangi verbalisme
b. Dengan media dapat memeperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar
c. Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar menjadi mantap
d. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan
e. Membantu tumbuhnya pemikiran
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti menagamati, melakukan, mendemostrasikan dan lain sebagainya.
Dengan penggunaan media dalam pembelajaran maka akan dapat menambah pengetahuan siswa dalam pembelajaran. Disamping itu diharapkan juga berdampak pada proses pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif dan kratif dalam pembelajarannya. Sehingga dihasilkan pencapaian tujuan yang baik sesuai dengan yang diharapkan.
Secara umum media mempunyai kegunaan:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.
e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat karena bila secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan yang akurat dalam pengucapan pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media kaset audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan narasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula.
Untuk itu perlu dicermarti daftar kelompok media instruksional menurut Anderson, 1976 berikut ini:
KELOMPOK MEDIA MEDIA INSTRUKSIONAL
1. Audio pita audio (rol atau kaset)
piringan audio
radio (rekaman siaran)
2. Cetak buku teks terprogram
buku pegangan/manual
buku tugas
3. Audio – Cetak buku latihan dilengkapi kaset
gambar/poster (dilengkapi audio)
4. Proyek Visual Diam film bingkai (slide)
film rangkai (berisi pesan verbal)
5. Proyek Visual Diam dengan Audio film bingkai (slide) suara
film rangkai suara
6. Visual Gerak film bisu dengan judul (caption)
7. Visual Gerak dengan Audio film suara
video/vcd/dvd
8. Benda benda nyata
model tirual (mock up)
9. Komputer media berbasis komputer; CAI (Computer Assisted Instructional) & CMI (Computer Managed Instructiona
Klasifikasi & Jenis Media
KLASIFIKASI JENIS MEDIA
Media yang tidak diproyeksikan Realia, model, bahan grafis, display
Media yang diproyeksikan OHT, Slide, Opaque
Media audio Audio K aset, Audio V ission, aktive Audio Vission
Media video Video
Media berbasis komputer Computer A ssisted Instructional
(Pembelajaran Berbasis Komputer)
Multimedia kit Perangkat praktikum
Media yang Tidak Diproyeksikan
a. Realita : Benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar
b. Model : Benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda
sesungguhnya
c. Grafis : Gambar atau visual yang penampilannya tidak diproyeksikan (Grafik, Chart, Poster, Kartun)
d. Display : Medium yang penggunaannya dipasang di tempat tertentu sehingga dapat dilihat informasi dan pengetahuan di dalamnya.
Media Video
Kelebihan Media Video :
a. Dapat menstimulir efek gerak
b. Dapat diberi suara maupun warna
c. Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya.
d. Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya
Kekurangan Media Video :
a. Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya
b. Memerlukan tenaga listrik
c. Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam pembuatannya
Media Berbasiskan Komputer
a. Bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan:
b. Praktek dan latihan (drill & practice)
c. Tutorial
d. Permainan (games)
e. Simulasi (simulation)
f. Penemuan (discovery)
g. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan pembelajaran.
Dibalik kehandalan komputer sebagai media pembelajaran terdapat beberapa persoalan yang sebaiknya menjadi bahan pertimbangan awal bagi pengelola pengajaran berbasis komputer:
1. Perangkat keras -dan lunak- yang mahal dan cepat ketinggalan jaman
2. Teknologi yang sangat cepat berubah, sangat memungkinkan perangkat yang dibeli saat ini beberapa tahun kemudian akan ketinggalan zaman.
3. Pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal perlu pendamping guna menjelaskan penggunaannya. Hal ini bisa disiasati dengan pembuatan modul pendamping yang menjelaskan penggunaan dan pengoperasian program.
Sebelum memutuskan untuk memanfaatkan media dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, hendaknya guru melakukan seleksi terhadap media pembelajaran mana yang akan digunakan untuk mendampingi dirinya dalam membelajarkan peserta didiknya. Berikut ini disajikan beberapa tips atau pertimbangan-pertimbangan yang dapat digunakan guru dalam melakukan seleksi terhadap media pembelajaran yang akan digunakan.
1. Menyesuaikan Jenis Media dengan Materi Kurikulum
Sewaktu akan memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan, maka yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang oleh media pembelajaran. Kemudian, dilakukan telaah tentang jenis media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran yang dikehendaki tersebut. Karena salah satu prinsip umum pemilihan/pemanfaatan media adalah bahwa tidak ada satu jenis media yang cocok atau tepat untuk menyajikan semua materi pelajaran.
Sebagai contoh misalnya, pelajaran bahasa Inggris. Untuk kemampuan berbahasa mendengarkan atau menyimak (listening skill), media yang lebih tepat digunakan adalah media kaset audio. Sedangkan untuk kemampuan berbahasa menulis atau tata bahasa, maka media yang lebih tepat digunakan adalah media cetak. Sedangkan untuk mengajarkan kepada peserta didik tentang cara-cara menggunakan organs of speech untuk menuturkan kata atau kalimat (pronunciation), maka media video akan lebih tepat digunakan.
Contoh lain untuk pelajaran Biologi. Untuk mengajarkan bagaimana terjadinya proses peredaran darah atau pencernaan makanan di dalam tubuh manusia, maka media video dinilai lebih tepat untuk menyajikannya. Dengan menggunakan teknik animasi, maka media video dapat memperlihatkan atau memvisualisasikan proses yang tidak dapat dilihat dengan mata materi pelajaran yang berkaitan dengan proses. Melalui visualisasi yang disajikan media video, maka peserta didik akan lebih mudah memahami materi pelajaran tentang proses peredaran darah atau pencernaan makanan di dalam tubuh manusia. Demikian juga halnya dalam menjelaskan profil kehidupan binatang buas, maka media video merupakan jenis media yang lebih tepat untuk menyajikannya.
2. Keterjangkauan dalam Pembiayaan
Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada. Kalau seandainya guru harus membuat sendiri media pembelajaran, maka hendaknya dipikirkan apakah ada di antara sesama guru yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan. Kalau tidak ada, maka perlu dijajagi berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan medianya jika harus dikontrakkan kepada orang lain. Namun sebelum dikontrakkan kepada orang lain, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah media pembelajaran yang dibutuhkan tersebut tidak tersedia di pasaran. Seandaianya tersedia di pasaran, apakah tidak lebih cepat, mudah dan juga murah kalau langsung membelinya daripada mengkontrakkan pembuatannya?
Pilihan lain adalah apabila kebutuhan media pembelajaran itu masih berjangka panjang sehingga masih memungkinkan untuk mengirimkan guru mengikuti pelatihan pembuatan media yang dikehendaki. Dalam kaitan ini, perlu dipertimbangkan mengenai besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengirimkan guru mengikuti pelatihan pengembangan media pembelajaran yang dikehendaki. Selain itu, perlu juga dipikirkan apakah guru yang akan dikirimkan mengikuti pelatihan tersebut masih mempunyai waktu memadai untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan sekolah. Apakah fasilitas pemanfaatannya sudah tersedia di sekolah? Kalau belum, berapa biaya pengadaan peralatannya dalam jumlah minimal misalnya.
3. Ketersediaan Perangkat Keras untuk Pemanfaatan Media Pembelajaran
Tidak ada gunanya merancang dan mengembangkan media secanggih apapun kalau tidak didukung oleh ketersediaan peralatan pemanfaatannya di kelas. Apa artinya tersedia media pembelajaran online apabila di sekolah tidak tersedia perangkat komputer dan fasilitas koneksi ke internet yang juga didukung oleh Local Area Network (LAN).
Sebaliknya, pemilihan media pembelajaran sederhana (seperti misalnya: media kaset audio) untuk dirancang dan dikembangkan akan sangat bermanfaat karena peralatan/fasilitas pemanfaatannya tersedia di sekolah atau mudah diperoleh di masyarakat. Selain itu, sumber energi yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan media sederhana juga cukup mudah yaitu hanya dengan menggunakan baterai kering. Dari segi ekspertis atau keahlian/keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan media sederhana seperti media kaset audio atau transparansi misalnya tidaklah terlalu sulit untuk mendapatkannya. Tidaklah juga terlalu sulit untuk mempelajari cara-cara perancangan dan pengembangan media sederhana.
4. Ketersediaan Media Pembelajaran di Pasaran
Karena promosi dan peragaan yang sangat mengagumkan/mempesona atau menjanjikan misalnya, sekolah langsung tertarik untuk membeli media pembelajaran yang ditawarkan. Namun sebelum membeli media pembelajarannya (program), sekolah harus terlebih dahulu membeli perangkat keras untuk pemanfaatannya. Setelah peralatan pemanfaatan media pembelajarannya dibeli ternyata di antara guru tidak ada atau belum tahu bagaimana cara-cara mengoperasikan peralatan pemanfaatan media pembelajaran yang akan diadakan tersebut. Di samping itu, media pembelajarannya (program) sendiri ternyata sulit didapatkan di pasaran sebab harus dipesan terlebih dahulu untuk jangka waktu tertentu.
Kemudian, dapat saja terjadi bahwa media pembelajaran yang telah dipesan dan dipelajari, kandungan materi pelajarannya sedikit sekali yang relevan dengan kebutuhan peserta didik (sangat dangkal). Sebaliknya, dapat juga terjadi bahwa materi yang dikemas di dalam media pembelajaran sangat cocok danmembantu mempermudah siswa memahami materi pelajaran. Namun, yang menjadi masalah adalah bahwa media pembelajaran tersebut sulit didapatkan di pasaran.
5. Kemudahan Memanfaatkan Media Pembelajaran
Aspek lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran adalah kemudahan guru atau peserta didik memanfaatkannya. Tidak akan terlalu bermanfaat apabila media pembelajaran yang dikembangkan sendiri atau yang dikontrakkan pembuatannya ternyata tidak mudah dimanfaatkan, baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Media yang dikembangkan atau dibeli tersebut hanya akan berfungsi sebagai pajangan saja di sekolah. Atau, dibutuhkan waktu yang memadai untuk melatih guru tertentu sehingga terampil untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan medianya.
D. Memproduksi Media
Media-media yang terdapat di lingkungan sekitar, ada yang berupa benda-benda atau peristiwa yang langsung dapat kita pergunakan sebagai sumber belajar. Selain itu, ada pula benda-benda tertentu yang harus kita buat terlebih dulu sebelum dapat kita pergunakan dalam pembelajaran. Media yang perlu kita buat itu biasanya berupa alat peraga sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan kita. Jika kita harus membuat media belajar semacam itu, maka ada beberapa prinsip pembuatan yang perlu kita perhatikan, yaitu :
Media yang dibuat harus sesuai dengan tujuan dan fungsi penggunaannya.
1. Dapat membantu memberikan pemahaman terhadap suatu konsep tertentu, terutama konsep yang abstrak.
2. Dapat mendorong kreatifitas siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksperimen dan bereksplorasi (menemukan sendiri)
3. Media yang dibuat harus mempertimbangkan faktor keamanan, tidak mengandung unsur yang membahayakan siswa.
4. Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal
5. Usahakan memenuhi unsur kebenaran substansial dan kemenarikan
6. Media belajar hendaknya mudah dipergunakan baik oleh guru maupun siswa
7. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat hendaknya dipilih agar mudah diperoleh di lingkungan sekitar dengan biaya yang relatif murah
8. Jenis media yang dibuat harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan sasaran didik
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Sedangkan gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar
Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar.
Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang ada.
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Peranan media yang semakin meningkat sering menimbulkan kekhawatiran pada guru. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih banyak tugas guru yang lain seperti: memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa yang selama ini kurang mendapat perhatian. Kondisi ini akan terus terjadi selama guru menganggap dirinya merupakan sumber belajar satu-satunya bagi siswa. Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik, guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfungsi sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar.
B. Memilih Media
Pemilihan tertutup terjadi apabila alternatif media telah ditentukan “dari atas” (misalnya oleh Dinas Pendidikan), sehingga mau tidak mau jenis media itulah yang harus dipakai. Kalau kita memilih, maka yang kita lakukan lebih banyak kearah pemilihan topic atau pokok bahasan mana yang cocok untuk dimediakan pada jenis media tertentu. Misalnya saja, telah ditetapkan bahwa media yang digunakan adalah media audio. Dalam situasi demikian, bukanlah mempertanyakan mengapa media audio yang digunakan, dan bukan media lain? jadi yang harus kita lakukan adalah memilih topik-topik apa saja yang tepat untuk disajikan melalui media audio. Untuk model pemilihan terbuka, lebih rumit lagi.
Model pemilihan terbuka merupakan kebalikan dari pemilihan tertutup. Artinya, kita masih bebas memilih jenis media apa saja yang sesuai dengan kebutuhan kita. Alternatif media masih terbuka luas. Proses pemilihan terbuka lebih luwes sifatnya karena benar-benar kita sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Namun proses pemilihan terbuka ini menuntut kemampuan dan keterampilan guru untuk melakukan proses pemilihan. Seorang guru kadang bisa melakukan pemilihan media dengan mengkombinasikan antara pemilihan terbuka dengan pemilihan tertutup.
1. Perlunya Pemilihan Media
Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Ujung akhir dari pemilihan media adalah penggunaaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media yang kita pilih.
Apabila kita telah menentukan alternatif media yang akan kita gunakan dalam pembelajaran, maka pertanyaan berikutnya sudah tersediakah media tersebut di sekolah atau di pasaran ? jika tersedia, maka kita tinggal meminjam atau membelinya saja. Itupun jika media yang ada memang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah kita rencanakan, dan terjangkau harganya. Jika media yang kita butuhkan ternyata belum tersedia, mau tidak mau kita harus membuat sendiri program media sesuai keperluan tersebut.
Jadi, pemilihan media itu perlu kita lakukan agar kita dapat menentukan media yang terbaik, tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasaran didik. Untuk itu, pemilihan jenis media harus dilakukan dengan prosedur yang benar, karena begitu banyak jenis media dengan berbagai kelebihan dan kelemahan masing-masing.
2. Kriteria Pemilihan Media
Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik pemilihan jenis media maupun pemilihan topik yang dimediakan, akan membawa akibat panjang yang tidak kita inginkan dikemudian hari. Banyak pertanyaan yang harus kita jawab sebelum kita menentukan pilihan media tertentu. Secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran diuraikan sebagai berikut :
a. Tujuan
Apa tujuan pembelajaran (TPU dan TPK ) atau kompetensi yang ingin dicapai? Apakah tujuan itu masuk kawasan kognitif, afektif , psikhomotor atau kombinasinya? Jenis rangsangan indera apa yang ditekankan: apakah penglihatan, pendengaran, atau kombinasinya? Jika visual, apakah perlu gerakan atau cukup visual diam? Jawaban atas pertanyaan itu akan mengarahkan kita pada jenis media tertentu, apakah media realia, audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak dan seterusnya.
b. Sasaran didik
Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media? bagaimana karakteristik mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, apakah ada yang berkelainan, bagaimana motivasi dan minat belajarnya? dan seterusnya. Apabila kita mengabaikan kriteria ini, maka media yang kita pilih atau kita buat tentu tak akan banyak gunanya. Mengapa? Karena pada akhirnya sasaran inilah yang akan mengambil manfaat dari media pilihan kita itu. Oleh karena itu, media harus sesuai benar dengan kondisi mereka.
c. Karateristik media yang bersangkutan
Bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan kelemahannya, sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan dicapai? Kita tidak akan dapat memilih media dengan baik jika kita tidak mengenal dengan baik karakteristik masing-masing media. Karena kegiatan memilih pada dasarnya adalah kegiatan membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan lebih sesuai dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis media tertentu, pahami dengan baik bagaimana karaktristik media tersebut.
d. Waktu
Yang dimaksud waktu disini adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama waktu yang tersedia atau yang kita memiliki, cukupkah? pertanyaan lain adalah, berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa lama alokasi waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran? tak ada gunanya kita memilih media yang baik, tetapi kita tidak cukup waktu untuk mengadakannya. Jangan sampai pula terjadi, media yang telah kita buat dengan menyita banyak waktu, tetapi pada saat digunakan dalam pembelajaran ternyata kita kekurangan waktu.
e. Biaya
Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media. Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media, jika akibatnya justru pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria yang harus kita pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk membuat, membeli atau meyewa media tersebut? Bisakah kita mengusahakan beaya tersebut atau apakah besarnya biaya seimbang dengan tujuan belajar yang hendak dicapai? Tidak mungkinkan tujuan belajar itu tetap dapat dicapai tanpa menggunakan media itu, adakah alternatif media lain yang lebih murah namun tetap dapat mencapai tujuan belajar? Media yang mahal, belum tentu lebih efektif untuk mencapai tujuan belajar, dibanding media sederhana yang murah.
f. Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita. Adakah media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau di pasaran ? Kalau kita harus membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu tenaga dan sarana untuk membuatnya? Kalau semua itu ada, petanyaan berikutnya tersediakah sarana yang diperlukan untuk menyajikannya di kelas? Misalnya, untuk menjelaskan tentang proses tejadinya gerhana matahari memang akan lebih efektif jika disajikan melalui media video. Namun karena di sekolah tidak ada aliran listrik atau tidak punya video player, maka sudah cukup bila digunakan alat peraga gerhana matahari.
g. Konteks Penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi bagaimana media tersebut akan digunakan. Misalnya: apakah untuk belajar individual, kelompok kecil, kelompok besar atau masal? Dalam hal ini kita perlu merencanakan strategi pembelajaran secara keseluruhan yang akan kita gunakan dalam proses pembelajaran, sehingga tergambar kapan dan bagaimana konteks penggunaaan media tersebut dalam pembelajaran.
h. Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk memilihat atau membeli media siap pakai yang telah ada, misalnya program audio, video, garafis atau media cetak lain. Bagaimana mutu teknis media tersebut, apakah visualnya jelas, menarik dan cocok? apakah suaranya jelas dan enak didengar? jangan sampai hanya karena keinginan kita untuk menggunakan media saja, lantas media yang kurang bermutu kita paksakan penggunaannya. Perlu diinggat bahwa jika program media itu hanya menjajikan sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukan oleh guru dengan lebih baik, maka media itu tidak perlu lagi kita gunakan.
3. Prosedur Pemilihan Media Pembelajaran
Untuk jenis media rancangan (by design), beberapa macam cara telah dikembangkan untuk memilih media. Dalam proses pemilihan ini, Anderson (1976) mengemukakan prosedur pemilihan media menggunakan pendekatan flowchart (diagram alur). Dalam proses tersebut ia mengemukan beberapa langkah dalam pemilihan dan penentuan jenis penentuan media, yaitu :
1. Menentukan apakah pesan yang akan kita sampaikan melalui media termasuk pesan pembelajaran atau hanya sekedar informasi umum atau hiburan. Jika hanya sekedar informasi umum akan diabaikan karena prosedur yang dikembangkan khusus untuk pemilihan media yang bersifat atau untuk keperluan pembelajaran.
2. Menentukan apakah media itu dirancang untuk keperluan pembelajaran atau hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru (alat peraga). Jika sekedar alat peraga, proses juga dihentikan ( diabaikan).
3. Menentukan apakah tujuan pembelajaran lebih bersifat kognitif, afektif atau psikomotor.
4. Menentukan jenis media yang sesuai untuk jenis tujuan yang akan dicapai, dengan mempertimbangkan kriteria lain seperti kebijakan, fasilitas yang tersedia, kemampuan produksi dan biaya.
5. Mereview kembali jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat atau masih terdapat kelemahan, atau masih ada alternatif jenis media lain yang lebih tepat.
6. Merencanakan, mengembangkan dan memproduksi media.
Pendekatan lain yang dapat digunakan dalam memilih media adalah pendekatan secara matrik. Salah satu dari pendekatan ini adalah yang dikemukakan oleh Alen. Matrik ini memberikan petunjuk yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih media yang sesuai dengan jenis tujuan pembelajaran tertentu. Ia menggambarkan tinggi rendahnya kemampuan setiap jenis media bagi pencapaian berbagai tujuan belajar sebagai berikut :
Matrik kemampuan setiap jenis media dalam mempengaruhi berbagai jenis belajar
Untuk menggunakan matrik di atas, terlebih dahulu kita mempelajari jenis belajar mana yang akan dipelajari / harus dikuasai siswa, apakah informasi faktual, konsep, keterampilan dan seterusnya. Setelah itu, kita bisa memilih jenis media yang sesuai dengan jenis belajar tersebut. Caranya dengan melihat dalam kolom yang yang berlabel “tinggi “ yang tertera di bawah kolom jenis belajar. Selanjutnya kita lihat secara horizontal ke kolom paling kiri untuk memperoleh petunjuk jenis media mana yang sebaiknya kita pilih. Jika media tersebut ternyata tidak tersedia, atau tidak mungkin disediakan kareana mahal, tidak praktis, atau tidak sesuai dengan kondisi siswa, dengan cara yang sama maka pilihan kita beralih pada jenis media yang berlabel “sedang”. Ini berati kita telah memilih jenis media “terbaik kedua”, bukan yang terbaik.
Sekali lagi, pertimbangan utama dalam memilih media adalah keseuaian media tersebut dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. Jika terdapat beberapa jenis media yang sama sama baik dan sesuai, maka prioritas kita adalah memilih jenis media yang murah, lebih praktis dan yang telah tersedia di sekitar kita.
C. Penggunaan Media Pembelajaran
Keutamaan penggunaan media, seperti yang dinyatakan oleh Salomon (1979: 1) adalah “media are after all, complex entities that entail more than just symbol system. An entity consisting of technology, contents, instructional situations and symbol system is qualitatively different from the sum of its components “. Dari kutipan ini dapat dipahami bahwa media adalah sesuatu yang kompleks yang memerlukan lebih dari hanya sebuah sistem simbol saja. Media merupakan kesatuan yang lahir dari teknologi, materi, situasi pembelajaran dan sistem simbol yang memiliki banyak perbedaan dari jumlah tiap-tiap komponen tersebut. Jadi media pembelajaran keutamaan yang jelas adalah banyaknya simbol-simbol yang dapat menarik beragam pemaknaan. Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan sebagai alat bantu yang mampu memberikan informasi secara lebih nyata, konkret dan sederhana. Media dapat menciptakan pembelajaran yang efektif, meningkatkan motivasi, minat dan pemahaman informasi serta dapat memberikan pengembangan intelektual.
Penggolongan media merupakan salah satu usaha mempermudah pengkategorian dari beragam jenis media. Menurut Haney dan Ullmer dalam Yusufhadi Miarso (2004: 462) ada tiga kategori utama berbagai bentuk media pembelajaran itu. Pertama, media yang mampu menyajikan informasi, karena itu disebut sebagai media penyaji. Kedua media yang mengandung informasi disebut media objek, dan ketiga media yang memungkinkan untuk berinteraksi disebut sebagai media interaktif. Banyak klasifikasi berbagai jenis media yang dilakukan para ahli. Berdasarkan jenis pesan yang disampaikannya media terbagi atas media grafis/visual, media audio, media audio-visual, dan media interaktif.
Dalam usaha menggunakan media dalam proses pembelajaran, perlu bagi guru untuk memperhatikan pedoman umum dalam penggunaan media sebagai berikut:
1. Tidak ada suatu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Masing-masing jenis media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu pemanfaatan kombinasi dua atau lebih media akan lebih mampu membantu tercapainya tujuan pembelajaran
2. Penggunaan media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Dengan demikian pemanfaatan media harus menjadi bagian integral dari penyajian pelajaran.
3. Penggunaan media harus mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan.
4. Penggunaan media harus disesuaikan dengan bentuk kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
5. Penggunaan media harus disertai persiapan yang cukup seperti mem-priview media yang akan dipakai, mempersiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan di ruang kelas sebelum pelajaran dimulai dan sebelum peserta masuk. Dengan cara ini pemanfaatan media diharapkan tidak akan mengganggu kelancaran proses pembelajaran dan mengurangi waktu.
6. Peserta didik perlu disiapkan sebelum media pembelajaran digunakan agar mereka dapat mengarahkan perhatian pada hal-hal yang penting selama penyajian dengan media berlangsung.
7. Penggunaan media harus diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi aktif peserta. (Yusufhadi Miarso, 2004: 461).
Dari uraian mengenai media dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat penyalur pesan yang dapat digunakan dalam pembelajaran. penggunaan media dalam pembelajaran perlu memperhatikan pedoman penggunaan media dengan tujuan agar penggunaan media efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan materi pembelajaran, seperti melakukan kombinasi penggunaan media, sejalan dengan tujuan materi pembelajaran, kesesusaian dengan materi pembelajaran, interaksi yang diharapkan, kesiapan siswa dan partisipasi yang diharapkan dari siswa dalam memanfaatkan media pembelajaran.
Sebagai media yang bertujuan untuk dapat menambah pengetahuan siswa maka media yang meletakkan cara berfikir konkrit dalam kegiatan belajar mengajar, pengembangannya diserahkan kepada guru. Guru dapat menggunkan media sesuai dengan kemampuannya. Dalam hal ini akan terkait dengan kecermatan guru memahami kondisi psikologis siswa, tujuan metode, dan kelengkapan alat bantu. Kesesuaian dan katerpaduan adari semua unsur ini akan sangat medukung untuk peningkatan pengetahuan siswa dengan menggunakan media sehingga akan timbul dampak konteks dengan penggunakaan media tersebut.
Adapun nilai-nilai praktis yang timbul dengan penggunaan media adalah sebagai berikut:
a. Dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir, karena itu dapat mengurangi verbalisme
b. Dengan media dapat memeperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar
c. Dengan media dapat meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar menjadi mantap
d. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan
e. Membantu tumbuhnya pemikiran
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti menagamati, melakukan, mendemostrasikan dan lain sebagainya.
Dengan penggunaan media dalam pembelajaran maka akan dapat menambah pengetahuan siswa dalam pembelajaran. Disamping itu diharapkan juga berdampak pada proses pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif dan kratif dalam pembelajarannya. Sehingga dihasilkan pencapaian tujuan yang baik sesuai dengan yang diharapkan.
Secara umum media mempunyai kegunaan:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.
e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini tergolong tepat karena bila secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidaktepatan yang akurat dalam pengucapan pengulangan dan sebagainya. Pembuatan media kaset audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat perekam dan narasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula.
Untuk itu perlu dicermarti daftar kelompok media instruksional menurut Anderson, 1976 berikut ini:
KELOMPOK MEDIA MEDIA INSTRUKSIONAL
1. Audio pita audio (rol atau kaset)
piringan audio
radio (rekaman siaran)
2. Cetak buku teks terprogram
buku pegangan/manual
buku tugas
3. Audio – Cetak buku latihan dilengkapi kaset
gambar/poster (dilengkapi audio)
4. Proyek Visual Diam film bingkai (slide)
film rangkai (berisi pesan verbal)
5. Proyek Visual Diam dengan Audio film bingkai (slide) suara
film rangkai suara
6. Visual Gerak film bisu dengan judul (caption)
7. Visual Gerak dengan Audio film suara
video/vcd/dvd
8. Benda benda nyata
model tirual (mock up)
9. Komputer media berbasis komputer; CAI (Computer Assisted Instructional) & CMI (Computer Managed Instructiona
Klasifikasi & Jenis Media
KLASIFIKASI JENIS MEDIA
Media yang tidak diproyeksikan Realia, model, bahan grafis, display
Media yang diproyeksikan OHT, Slide, Opaque
Media audio Audio K aset, Audio V ission, aktive Audio Vission
Media video Video
Media berbasis komputer Computer A ssisted Instructional
(Pembelajaran Berbasis Komputer)
Multimedia kit Perangkat praktikum
Media yang Tidak Diproyeksikan
a. Realita : Benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar
b. Model : Benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda
sesungguhnya
c. Grafis : Gambar atau visual yang penampilannya tidak diproyeksikan (Grafik, Chart, Poster, Kartun)
d. Display : Medium yang penggunaannya dipasang di tempat tertentu sehingga dapat dilihat informasi dan pengetahuan di dalamnya.
Media Video
Kelebihan Media Video :
a. Dapat menstimulir efek gerak
b. Dapat diberi suara maupun warna
c. Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya.
d. Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya
Kekurangan Media Video :
a. Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya
b. Memerlukan tenaga listrik
c. Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam pembuatannya
Media Berbasiskan Komputer
a. Bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan:
b. Praktek dan latihan (drill & practice)
c. Tutorial
d. Permainan (games)
e. Simulasi (simulation)
f. Penemuan (discovery)
g. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan pembelajaran.
Dibalik kehandalan komputer sebagai media pembelajaran terdapat beberapa persoalan yang sebaiknya menjadi bahan pertimbangan awal bagi pengelola pengajaran berbasis komputer:
1. Perangkat keras -dan lunak- yang mahal dan cepat ketinggalan jaman
2. Teknologi yang sangat cepat berubah, sangat memungkinkan perangkat yang dibeli saat ini beberapa tahun kemudian akan ketinggalan zaman.
3. Pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal perlu pendamping guna menjelaskan penggunaannya. Hal ini bisa disiasati dengan pembuatan modul pendamping yang menjelaskan penggunaan dan pengoperasian program.
Sebelum memutuskan untuk memanfaatkan media dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, hendaknya guru melakukan seleksi terhadap media pembelajaran mana yang akan digunakan untuk mendampingi dirinya dalam membelajarkan peserta didiknya. Berikut ini disajikan beberapa tips atau pertimbangan-pertimbangan yang dapat digunakan guru dalam melakukan seleksi terhadap media pembelajaran yang akan digunakan.
1. Menyesuaikan Jenis Media dengan Materi Kurikulum
Sewaktu akan memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan, maka yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang oleh media pembelajaran. Kemudian, dilakukan telaah tentang jenis media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran yang dikehendaki tersebut. Karena salah satu prinsip umum pemilihan/pemanfaatan media adalah bahwa tidak ada satu jenis media yang cocok atau tepat untuk menyajikan semua materi pelajaran.
Sebagai contoh misalnya, pelajaran bahasa Inggris. Untuk kemampuan berbahasa mendengarkan atau menyimak (listening skill), media yang lebih tepat digunakan adalah media kaset audio. Sedangkan untuk kemampuan berbahasa menulis atau tata bahasa, maka media yang lebih tepat digunakan adalah media cetak. Sedangkan untuk mengajarkan kepada peserta didik tentang cara-cara menggunakan organs of speech untuk menuturkan kata atau kalimat (pronunciation), maka media video akan lebih tepat digunakan.
Contoh lain untuk pelajaran Biologi. Untuk mengajarkan bagaimana terjadinya proses peredaran darah atau pencernaan makanan di dalam tubuh manusia, maka media video dinilai lebih tepat untuk menyajikannya. Dengan menggunakan teknik animasi, maka media video dapat memperlihatkan atau memvisualisasikan proses yang tidak dapat dilihat dengan mata materi pelajaran yang berkaitan dengan proses. Melalui visualisasi yang disajikan media video, maka peserta didik akan lebih mudah memahami materi pelajaran tentang proses peredaran darah atau pencernaan makanan di dalam tubuh manusia. Demikian juga halnya dalam menjelaskan profil kehidupan binatang buas, maka media video merupakan jenis media yang lebih tepat untuk menyajikannya.
2. Keterjangkauan dalam Pembiayaan
Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada. Kalau seandainya guru harus membuat sendiri media pembelajaran, maka hendaknya dipikirkan apakah ada di antara sesama guru yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan. Kalau tidak ada, maka perlu dijajagi berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan medianya jika harus dikontrakkan kepada orang lain. Namun sebelum dikontrakkan kepada orang lain, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah media pembelajaran yang dibutuhkan tersebut tidak tersedia di pasaran. Seandaianya tersedia di pasaran, apakah tidak lebih cepat, mudah dan juga murah kalau langsung membelinya daripada mengkontrakkan pembuatannya?
Pilihan lain adalah apabila kebutuhan media pembelajaran itu masih berjangka panjang sehingga masih memungkinkan untuk mengirimkan guru mengikuti pelatihan pembuatan media yang dikehendaki. Dalam kaitan ini, perlu dipertimbangkan mengenai besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengirimkan guru mengikuti pelatihan pengembangan media pembelajaran yang dikehendaki. Selain itu, perlu juga dipikirkan apakah guru yang akan dikirimkan mengikuti pelatihan tersebut masih mempunyai waktu memadai untuk mengembangkan media pembelajaran yang dibutuhkan sekolah. Apakah fasilitas pemanfaatannya sudah tersedia di sekolah? Kalau belum, berapa biaya pengadaan peralatannya dalam jumlah minimal misalnya.
3. Ketersediaan Perangkat Keras untuk Pemanfaatan Media Pembelajaran
Tidak ada gunanya merancang dan mengembangkan media secanggih apapun kalau tidak didukung oleh ketersediaan peralatan pemanfaatannya di kelas. Apa artinya tersedia media pembelajaran online apabila di sekolah tidak tersedia perangkat komputer dan fasilitas koneksi ke internet yang juga didukung oleh Local Area Network (LAN).
Sebaliknya, pemilihan media pembelajaran sederhana (seperti misalnya: media kaset audio) untuk dirancang dan dikembangkan akan sangat bermanfaat karena peralatan/fasilitas pemanfaatannya tersedia di sekolah atau mudah diperoleh di masyarakat. Selain itu, sumber energi yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan media sederhana juga cukup mudah yaitu hanya dengan menggunakan baterai kering. Dari segi ekspertis atau keahlian/keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan media sederhana seperti media kaset audio atau transparansi misalnya tidaklah terlalu sulit untuk mendapatkannya. Tidaklah juga terlalu sulit untuk mempelajari cara-cara perancangan dan pengembangan media sederhana.
4. Ketersediaan Media Pembelajaran di Pasaran
Karena promosi dan peragaan yang sangat mengagumkan/mempesona atau menjanjikan misalnya, sekolah langsung tertarik untuk membeli media pembelajaran yang ditawarkan. Namun sebelum membeli media pembelajarannya (program), sekolah harus terlebih dahulu membeli perangkat keras untuk pemanfaatannya. Setelah peralatan pemanfaatan media pembelajarannya dibeli ternyata di antara guru tidak ada atau belum tahu bagaimana cara-cara mengoperasikan peralatan pemanfaatan media pembelajaran yang akan diadakan tersebut. Di samping itu, media pembelajarannya (program) sendiri ternyata sulit didapatkan di pasaran sebab harus dipesan terlebih dahulu untuk jangka waktu tertentu.
Kemudian, dapat saja terjadi bahwa media pembelajaran yang telah dipesan dan dipelajari, kandungan materi pelajarannya sedikit sekali yang relevan dengan kebutuhan peserta didik (sangat dangkal). Sebaliknya, dapat juga terjadi bahwa materi yang dikemas di dalam media pembelajaran sangat cocok danmembantu mempermudah siswa memahami materi pelajaran. Namun, yang menjadi masalah adalah bahwa media pembelajaran tersebut sulit didapatkan di pasaran.
5. Kemudahan Memanfaatkan Media Pembelajaran
Aspek lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran adalah kemudahan guru atau peserta didik memanfaatkannya. Tidak akan terlalu bermanfaat apabila media pembelajaran yang dikembangkan sendiri atau yang dikontrakkan pembuatannya ternyata tidak mudah dimanfaatkan, baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Media yang dikembangkan atau dibeli tersebut hanya akan berfungsi sebagai pajangan saja di sekolah. Atau, dibutuhkan waktu yang memadai untuk melatih guru tertentu sehingga terampil untuk mengoperasikan peralatan pemanfaatan medianya.
D. Memproduksi Media
Media-media yang terdapat di lingkungan sekitar, ada yang berupa benda-benda atau peristiwa yang langsung dapat kita pergunakan sebagai sumber belajar. Selain itu, ada pula benda-benda tertentu yang harus kita buat terlebih dulu sebelum dapat kita pergunakan dalam pembelajaran. Media yang perlu kita buat itu biasanya berupa alat peraga sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan kita. Jika kita harus membuat media belajar semacam itu, maka ada beberapa prinsip pembuatan yang perlu kita perhatikan, yaitu :
Media yang dibuat harus sesuai dengan tujuan dan fungsi penggunaannya.
1. Dapat membantu memberikan pemahaman terhadap suatu konsep tertentu, terutama konsep yang abstrak.
2. Dapat mendorong kreatifitas siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksperimen dan bereksplorasi (menemukan sendiri)
3. Media yang dibuat harus mempertimbangkan faktor keamanan, tidak mengandung unsur yang membahayakan siswa.
4. Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal
5. Usahakan memenuhi unsur kebenaran substansial dan kemenarikan
6. Media belajar hendaknya mudah dipergunakan baik oleh guru maupun siswa
7. Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat hendaknya dipilih agar mudah diperoleh di lingkungan sekitar dengan biaya yang relatif murah
8. Jenis media yang dibuat harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan sasaran didik
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak ke pihak lainnya, yang pada awalnya berlangsung sangat sederhana dimulai dengan sejumlah ide-ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas menjadi sebentuk pesan untuk kemudian disampaikan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan bahasa berbentuk kode visual, kode suara, atau kode tulisan.
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Beberapa definisi komunikasi adalah:
1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid).
2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)
5. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:
• Komunikator (siapa yang mengatakan?)
• Pesan (mengatakan apa?)
• Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
• Komunikan (kepada siapa?)
• Efek (dengan dampak/efek apa?).
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). (Lasswell 1960).
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):
1. Who? (siapa/sumber)Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.
2. Says What? Pesan Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel (saluran/media)?Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).
4. To whom (untuk siapa/penerima)? Orang/kelompok/organisasi/suatu Negara yang menerima pesan dari sumber.
5. With What Effect? Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.
Contoh:
Komunikasi antara guru dengan muridnya. Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau tidak langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai dengan umur si komunikan,juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
A. Panyampai Pesan /Komunikator
Komunikator sebagai personal yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap komunikan, bukan saja dilihat dari kemampuan dia menyampaikan pesan namun juga menyangkut berbagai aspek karakteristik komunikator.
Beberapa karakteristik komunikiator yang efektif :
Kredibilitas adalah kewibawaan seorang komunikator dihadapan komunikan.
Daya tarik adalah berkenaan dengan keadaan yang menunjukkan penerima melihat komunikator sebagai seorang yang di segani dalam bentuk peranan yang memuaskan.
Kekuasaan adalah komunikator yang memiliki kekuasaan relatif lebih mudah mempengaruhi komunikan.
Integritas adalah keterpaduan sikap dan perilaku dalam aktivas sehari-hari.
Kepercayaan adalah komunikator dipercaya oleh komunikan maka dalam menyampaikan pesan akan lebih mudah.
Seorang guru, murid, masyarakat, pemerintah atau media dll apabila dapat menyampaikan suatu pesan dapat dikatakan sebagai komunikator.
C. Bentuk-Bentuk Pesan/komunikasi
Pada dasarnya pesan/komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok
Bentuk Pesan /komunikasi terdiri dari:
1. Komunikasi verbal dengan kata-kata
2. Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh
1. Pesan / Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;
a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata).pesan/ Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
b. Racing (kecepatan).pesan/ Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
2. Pesan/ Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan pesan/komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.
Yang termasuk bentuk pesan/ komunikasi non verbal :
a. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.
1. Bentuk Pesan/Komunikasi berdasarkan
a. Pesan/ komunikasi langsung
Pesan/ Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat.
Pesan/ Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita. A-------------------B
b. Pesan/ komunikasi tidak langsung
Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll.
Contoh : “ Buanglah sampah pada tempatnya
2. Bentuk pesan/komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :
a. Pesan/ komunikasi massa
yaitu pesan/ komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal.
Pesan/ komunikasi masa yang baik harus :
Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele
Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami
Bentuk gambar yang baik
Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)
b. Pesan/ Komunikasi kelompok
Adalah pesan/ komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.
Perawat----- ------Pengunjung puskesmas
c. Pesan/ Komunikasi perorangan.
Adalah komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.
Perawat----- ------Pasien
3. Bentuk komunikasi berdasarkan arah :
a. Pesan/ Komunikasi satu arahPesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio.
A------------------B
b. Pesan/ Komunikasi timbal balik.
Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik
Komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak ke pihak lainnya, yang pada awalnya berlangsung sangat sederhana dimulai dengan sejumlah ide-ide yang abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas menjadi sebentuk pesan untuk kemudian disampaikan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan bahasa berbentuk kode visual, kode suara, atau kode tulisan.
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Beberapa definisi komunikasi adalah:
1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid).
2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)
5. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:
• Komunikator (siapa yang mengatakan?)
• Pesan (mengatakan apa?)
• Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
• Komunikan (kepada siapa?)
• Efek (dengan dampak/efek apa?).
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). (Lasswell 1960).
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):
1. Who? (siapa/sumber)Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.
2. Says What? Pesan Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel (saluran/media)?Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).
4. To whom (untuk siapa/penerima)? Orang/kelompok/organisasi/suatu Negara yang menerima pesan dari sumber.
5. With What Effect? Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.
Contoh:
Komunikasi antara guru dengan muridnya. Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau tidak langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai dengan umur si komunikan,juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
A. Panyampai Pesan /Komunikator
Komunikator sebagai personal yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap komunikan, bukan saja dilihat dari kemampuan dia menyampaikan pesan namun juga menyangkut berbagai aspek karakteristik komunikator.
Beberapa karakteristik komunikiator yang efektif :
Kredibilitas adalah kewibawaan seorang komunikator dihadapan komunikan.
Daya tarik adalah berkenaan dengan keadaan yang menunjukkan penerima melihat komunikator sebagai seorang yang di segani dalam bentuk peranan yang memuaskan.
Kekuasaan adalah komunikator yang memiliki kekuasaan relatif lebih mudah mempengaruhi komunikan.
Integritas adalah keterpaduan sikap dan perilaku dalam aktivas sehari-hari.
Kepercayaan adalah komunikator dipercaya oleh komunikan maka dalam menyampaikan pesan akan lebih mudah.
Seorang guru, murid, masyarakat, pemerintah atau media dll apabila dapat menyampaikan suatu pesan dapat dikatakan sebagai komunikator.
C. Bentuk-Bentuk Pesan/komunikasi
Pada dasarnya pesan/komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok
Bentuk Pesan /komunikasi terdiri dari:
1. Komunikasi verbal dengan kata-kata
2. Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh
1. Pesan / Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;
a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata).pesan/ Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
b. Racing (kecepatan).pesan/ Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
d. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
2. Pesan/ Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan pesan/komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.
Yang termasuk bentuk pesan/ komunikasi non verbal :
a. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.
1. Bentuk Pesan/Komunikasi berdasarkan
a. Pesan/ komunikasi langsung
Pesan/ Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat.
Pesan/ Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita. A-------------------B
b. Pesan/ komunikasi tidak langsung
Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll.
Contoh : “ Buanglah sampah pada tempatnya
2. Bentuk pesan/komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :
a. Pesan/ komunikasi massa
yaitu pesan/ komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal.
Pesan/ komunikasi masa yang baik harus :
Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele
Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami
Bentuk gambar yang baik
Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)
b. Pesan/ Komunikasi kelompok
Adalah pesan/ komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.
Perawat----- ------Pengunjung puskesmas
c. Pesan/ Komunikasi perorangan.
Adalah komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon.
Perawat----- ------Pasien
3. Bentuk komunikasi berdasarkan arah :
a. Pesan/ Komunikasi satu arahPesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio.
A------------------B
b. Pesan/ Komunikasi timbal balik.
Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik
Pengantar Teknologi Informasi
PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI
1. Pengertian Sistem Teknologi Informasi
Secara etimologi sistem teknologi informasi merupakan gabungan dari kata system, technology dan information, kesemuanya mempunyai arti tersendiri yang berbeda. Merujuk pada Encarta Dictionary Tools 2005, sebuah kamus yang berbentuk program aplikasi (software) dari Microsoft, ketiga kata tersebut mempunyai pengertian sebagai berikut :
System : an assembly of computer hardware, software, and peripherals functioning together
Technology : the study, development, and application of devices, machines, and techniques for manufacturing and productive processes
Information : computer data that has been organized and presented in a systematic fashion to clarify the underlying meaning
Menurut Haag dan Keen (Abdul Kadir dan Terra Ch. Triwahyuni 2003 : 2 ) “Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas – tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi”
Martin (Abdul Kadir dan Terra Ch. Triwahyuni 2003 : 2 ) menuturkan bahwa :
Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.
Selanjutnya William dan Sawyer (Abdul Kadir dan Terra Ch. Triwahyuni 2003 : 2 ) menyatakan bahwa “teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video.”
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem teknologi informasi adalah seperangkat teknologi yang menggabungkan teknologi komputasi dan komunikasi, baik berupa hardware maupun software yang terintegrasi untuk menampilkan, memproses, dan menyimpan serta menghasilkan informasi berkualitas secara sistematis dan informasi tersebut dapat berupa data, suara atau video.
Kemudian jika dilihat dari segi peranannya, teknologi informasi mempunyai banyak peranan, diantaranya dengan adanya e-learning dalam dunia pendidikan, e-goverment dalam dunia pemerintahan, e-commerce dalam dunia perekonomian dan lain sebagainya.
A. Sejarah Teknologi Informasi
Pada zaman prasejarah beragam cara yang dilakukan orang untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada orang lain. Penulisan informasi atau pesan ini beragam, mulai dari penulisan pada dinding – dinding gua, tulang, kulit binatang sampai yang berbentuk manuskrip – manuskrip kuno yang sekarang masih dapat disaksikan di museum – museum. Dalam bahasa lisan, informasi yang disampaikan, dilakukan dengan cara berkomunikasi secara langsung dengan lawan bicaranya, walaupun bahasa yang disampaikan masih sangat sederhana dan bahkan hanya berupa isyarat atau gerakan tubuh saja. Namun itu semua, jelas menggambarkan bahwa betapa pentingnya suatu informasi untuk disampaikan kepada orang lain, dan betapa sangat perlunya seseorang akan informasi tersebut.
Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, perkembangan cara penyampaian informasi pun mulai mengalami perubahan, dan informasi yang akan disampaikan pun kian bertambah secara eksponensial. Pada tahun 1969, tonggak sejarah perkembangan teknologi informasi, baru dimulai dengan dibentuknya jaringan komputer yang menghubungkan empat universitas di Amerika, yakni University of California di Santa Barbara, University of California di Los Angeles, Stanford Research Institute dan University of Utah. Kemudian pada tahun 1972, Ray Tomlinson membuat program email yang pertama. Dan setahun berikutnya, istilah INTERNET diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) yang kemudian dilakukan pengembangan, sehingga TCP/IP menjadi sebuah standar protokol jaringan komputer yang digunakan sampai saat ini.
Di Indonesia, jaringan komputer dan internet mulai dikenal sejak tahun 1994 melalui institusi – institusi pendidikan. Kemudian mulai tahun 1995 penggunaannya semakin berkembang pesat sehingga internet bukan sekedar menjadi sarana bertukar informasi melainkan digunakan hampir disegala bidang. Dan keberadaannya telah membawa perubahan yang signifikan terhadap peradaban manusia.
Dengan keberadaan teknologi informasi, sekarang manusia semakin mudah dalam menyajikan, mengirim dan menerima informasi dari siapa pun dan dari penjuru dunia sekalipun. Bentuk informasi yang dikirim atau yang diterima pun tidak lagi menjadi kendala. Data, baik yang berupa teks, gambar, program dan audio serta video dapat dikirim dan diterima dengan cepat dengan bantuan teknologi informasi. Adanya perkembangan teknologi informasi, terutama internet telah memberikan kemudahan bagi manusia dalam berkomunikasi untuk menyampaikan informasi.
B. Komponen Sistem Teknologi Informasi
Secara garis besar ada tiga komponen utama yang membentuk suatu sistem teknologi informasi. Tiga komponen utama itu adalah perangkat keras atau hardware, perangkat lunak atau software dan pengguna dari perangkat - perangkat tersebut atau yang disebut dengan brainware. Ketiga komponen ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
1. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras atau hardware secara umum dapat didefinisikan sebagai semua komponen fisik yang terdapat pada suatu sistem, baik itu perangkat masukan (input devices), perangkat keluaran (output devices), perangkat penyimpan (storage devices), CPU, ataupun perangkat tambahan (peripheral devices) lainnya. Dari waktu ke waktu, perangkat keras ini semakin menunjukkan kemajuan yang signifikan, bahkan pada tahun 1967 Gordon Moore, salah seorang pendiri perusahaan processor terkemuka Intel, memprediksikan bahwa jumlah rangkaian dalam chip silikon (IC/Integrated circuit) akan mencapai dua kali lipat per 18 bulan. Prediksi ini dikenal dengan sebutan “Hukum Moore”. Hal ini berarti bahwa teknologi perangkat keras akan terus berkembang seiring dengan perubahahan waktu.
Prediksi Moore terhadap kemajuan perangkat keras ini, ternyata sekarang terbukti dengan hadirnya beraneka ragam hardware yang didalamnya terdapat jutaan transistor. Intel pentium IV dengan kecepatan clock 1.5 GHz saja, terdapat sekitar 42 x 106 transistor, apalagi dengan processor Pentium IV yang terdapat pada workstation UPInet dengan kecepatan clock sekitar 2,4 GHz, jumlah transistor didalamnya akan hampir dua kali lipatnya. Terakhir Perusahaan Intel memperkenalkan product terbaru mereka kepasaran pada tahun 2006, yaitu Processors Dual Core Intel ® Itanium ® 2 dengan jumlah transistor didalamnya mencapai 1 x 109 transistor.
Tentu saja kemajuan perangkat keras ini, terutama processor, akan selalu diiringi dengan kemajuan perangkat - perangkat keras lainnya yang mendukung suatu sistem teknologi informasi. Sehingga dalam hal teknologi penyimpanan data magnetik, IBM memprediksi bahwa setiap tahunnya kerapatan device dalam penyimpan data magnetik (Magnetic Data Storage) akan bertambah sekitar 60 – 100%, yaitu sekitar 102 Gbit/in2 pada tahun 2006.
Berikut penulis jabarkan perangkat keras yang membangun suatu sistem teknologi informasi.
a. Central Processing Unit (CPU)
Central Processing Unit (CPU), merupakan pusatnya segala pemrosesan data, didalamnya terdapat processor, dan memori (RAM dan ROM).
Microprocessor atau sering disebut processor saja, adalah perangkat utama komputer yang mengelola seluruh aktifitas komputer itu sendiri. Processor terdiri dari dua bagian utama, yaitu ;
• Control Unit (CU), merupakan komponen utama prosesor yang mengontrol semua perangkat yang terpasang pada komputer, mulai dari input device sampai output device.
• Arithmetic Logic Unit (ALU), merupakan bagian dari prosesor yang khusus mengolah data aritmatika (menambah, mengurang dll) serta data logika (perbandingan).
Memori adalah media penyimpan data pada komputer. Memori ini terbagi atas dua macam, yaitu ;
• Read Only Memory (ROM), yaitu memori yang hanya bisa dibaca saja, tidak dapat dirubah dan dihapus dan sudah diisi oleh pabrik pembuat komputer. Isi ROM diperlukan pada saat komputer dihidupkan. Perintah yang ada pada ROM sebagian akan dipindahkan ke RAM. Perintah yang ada di ROM antara lain adalah perintah untuk membaca sistem operasi dari disk, perintah untuk memeriksa semua peralatan yang ada di unit sistem dan perintah untuk menampilkan pesan di layar. Isi ROM tidak akan hilang meskipun tidak ada aliran listrik. Tapi pada saat sekarang ini ROM telah mengalami perkembangan dan banyak macamnya, antara lain PROM, RPROM, EPROM, EEPROM dan lain sebagainya.
• Random Access Memori (RAM), dari namanya kita dapat artikan bahwa RAM adalah memori yang dapat diakses secara acak. RAM berfungsi untuk menyimpan program yang diolah untuk sementara waktu (power on) jika komputer dimatikan, maka seluruh data yang tersimpan dalam RAM akan hilang. Tujuan dari RAM ini adalah mempercepat pemroses data pada komputer. Agar data yang di buat tidak dapat hilang pada saat komputer dimatikan, maka diperlukan media penyimpanan eksternal, seperti disket, harddisk, PCMCIA card dan lain-lain.
b. Perangkat Masukan (Input Devices)
Perangkat masukan merupakan perangkat keras yang memungkinkan pemasukan data atau perintah kedalam sistem komputer. Data yang masuk dapat berupa huruf, angka, gambar, suara, audio-video, dan bahkan gerakan. Adapun yang termasuk kedalam komponen input devices antara lain :
• Keyboard, yaitu peranti masukan data yang dapat mengubah huruf, angka ataupun kode lain menjadi sinyal listrik yang dapat diproses komputer.
• Mouse, adalah peranti penunjuk (pointer) yang digunakan untuk menunjuk data atau perintah yang ditampilkan pada layar monitor.
• Track Ball mempunyai fungsi yang sama dengan mouse yaitu untuk memilih perintah-perintah dari menu tampilan grafis. Yang membedakannya yaitu penggeseran penunjuk trackball dilayar dilakukan dengan memutar bola trackball dengan tangan pemakai kearah yang dikehendaki.
• Touchpad adalah peranti penunjuk yang berupa tempat datar guna menggeser penunjuk pada layar monitor dengan cara menggeserkan jari diatasnya.
• Touch Screen adalah peranti penunjuk berupa monitor yang telah dibuat sangat peka sehingga memungkinkan pemakai untuk menunjuk dan menyentuh suatu gambar dilayar secara langsung guna mengaktifkan suatu perintah.
• Light pen adalah peranti penunjuk yang berupa seperti pena dan dapat menghasilkan cahaya, yang digunakan bersamaan dengan sebuah layar yang peka cahaya (fotoelektrik).
• Scanner merupakan peranti yang dapat mengambil masukan data berupa gambar, foto, bahkan tulisan tangan. Hasilnya kemudian diubah menjadi sinyal digital dan dapat disimpan dalam disk.
• Kamera merupakan peranti masukan yang dapat menghasilkan gambar atau objek bergerak.
• Microphone, merupakan perangkat masukan yang mengubah variasi tekanan udara karena adanya suara, menjadi sinyal listrik.
• Fingerprint reader adalah perangkat masukan yang digunakan untuk membaca sidik jari seseorang. Fingerprint digunakan oleh UPT UPInet dalam proses gate access mahasiswa untuk mendapatkan hak akses komputer workstation.
• Barcode reader adalah perangkat masukan yang digunakan untuk membaca pola garis-garis hitam putih atau gelap terang. Di UPInet, Barcode reader pernah digunakan untuk gate access para user atau mahasiswa dalam menggunakan fasilitas UPInet
• dan lain-lain.
c. Perangkat Keluaran (Output Devices)
Perangkat keluaran adalah peranti yang dapat menampilkan hasil pengolahan, hasil pemasukan data atau perintah pada komputer. keluaran yang dihasilkan dapat berupa hard-copy (ke kertas, plastik transparan) dan soft-copy (ke monitor atau speaker). Dan yang termasuk kedalam perangkat keluaran adalah sebagai berikut :
• Printer, adalah peranti yang biasa digunakan untuk membuat cetakan pada kertas, atau untuk beberapa printer, hasil cetakannya dapat melalui plastik transparan (mika).
• Monitor, merupakan salah satu jenis soft-copy device, karena keluarannya adalah berupa sinyal elektronik, dalam hal ini berupa gambar yang tampil di layar monitor. Gambar yang tampil adalah hasil pemrosesan data ataupun informasi masukan.
• Plotter, adalah peranti keluaran yang dapat menghasilkan grafik atau gambar dengan kualitas tinggi dan berwarna. Plotter seringkali digunakan untuk memuat peta, gambar- gambar arsitektur, ataupun ilustrasi tiga dimensi yang biasanya berukuran terlalu besar bagi printer.
• Proyektor, fungsinya adalah untuk menampilkan gambar/visual hasil pemrosesan data. Hanya saja, proyektor memerlukan obyek lain sebagai media penerima pancaran sinyal-sinyal gambar yang dipancarkan. Media penerima tersebut sebaiknya memiliki permukaan datar dan berwarna putih (terang). Biasanya yang digunakan adalah dinding putih, whiteboard, ataupun kain/layar putih (screen) yang dibentangkan.
• Speaker, merupakan peranti keluaran yang menghasilkan sinyal suara sehingga dapat didengarkan oleh telinga manusia, biasanya keberadaanya selalu didukung oleh kartu suara (soundcard).
•
d. Perangkat Penyimpan (Storage Devices)
Perangkat penyimpan adalah perangkat yang dapat menyimpan data secara permanen, artinya ketika mesin komputer di matikan, data yang ada didalamnya tidak hilang. Ada beberapa jenis yang termasuk kedalam perangkat penyimpan diantaranya :
• Hardisk, merupakan salahsatu jenis piringan magnetik yang memiliki kapasitas yang besar dan biasanya menjadi tempat penyimpanan yang paling utama dalam sistem komputer.
• Disket atau floppy disk, merupakan sebuah piringan magnetik yang dapat menyimpan data yang mempunyai kapasitas yang kecil serta dapat dipindahkan dari suatu komputer ke komputer yang lain. Sampai saat ini disket yang sering digunakan adalah berukuran 31/2 inch dengan kapasitas 1.44 MB.
• CD atau compact disc adalah piringan optik yang dapat menyimpan data hingga ratusan kali dibandingkan disket. Kapasitas cd yang umum digunakan saat ini adalah 700 MB.
• DVD (digital versatile disc), merupakan teknologi piringan optik kedua setelah CD, namun memiliki kapasitas penyimpanan yang lebih besar dari CD, dan dalam pembacaannya lebih cepat dari CD.
• Flash disk adalah perangkat penyimpan data eksternal yang menggunakan teknologi flash memory dan dihubungkan melalui port USB (Universal Serial Bus), selain praktis karena dapat dibawa kemana-mana, flash disk mempunyai kapasitas penyimpanan yang beragam, mulai dari 128 MB sampai 64 GB dan bahkan lebih.
e. Perangkat Tambahan (Peripheral Devices)
Perangkat tambahan adalah perangkat yang digunakan untuk keperluan khusus, tiap pengguna komputer akan berbeda kebutuhan untuk komputernya, sehingga perangkat pendukungnya pun akan berbeda beda. Adapun perangkat pendukung yang umum digunakan yaitu :
• Modem (modulator demodulator) adalah perangkat tambahan yang digunakan untuk akses internet dengan menggunakan saluran telepon atau dial-up. Ada dua jenis modem yang sering digunakan yaitu modem internal, berupa card yang ditancapkan pada slot motherboard, dan modem eksternal yang berada diluar yang dihubungkan memalui port USB atau port serial.
• Network card atau sering disebut dengan NIC (Network Interface Card) adalah kartu jaringan yang memungkinkan satu komputer dapat berkomunikasi dan bertukar data dengan komputer yang lainnya dalam jaringan tersebut.
• TV card atau TV tunner adalah perangkat tambahan yang dapat menghadirkan program televisi dan radio melalui komputer.
• Sound card atau kartu suara berfungsi sebagai interface yang menghubungkan antara speaker, microphone atau headset dengan motherboard komputer
• VGA card (Video Graphic Adapter) adalah perangkat tambahan yang sangat penting dalam menjembatani (interface) antara motherboard dengan monitor. VGA card juga digunakan untuk menentukan resolusi pada monitor.
• dan lain lain
2. Perangkat Lunak (Software)
Seperangkat komputer dengan perlengkapan pendukungnya hanyalah sebatas mesin yang tidak dapat melakukan apa-apa, jika tidak didukung oleh perangkat lunak atau software. Perangkat lunak atau software pada dasarnya adalah sebuah program, dan program adalah sederatan instruksi yang digunakan untuk mengendalikan komputer sehingga komputer dapat melakukan tindakan sesuai yang dikehendaki oleh pembuatnya (Abdul Kadir dan Terra Ch. Triwahyuni, 2003: 222).
Sebuah program komputer, berisi sekumpulan instruksi yang dibuat dengan menggunakan bahasa khusus yang memberi perintah kepada komputer untuk melakukan berbagai pengoperasian/pemrosesan terhadap data yang terdapat dalam program tersebut atau data yang dimasukan oleh pengguna komputer. Singkat kata software merupakan 'jiwa' sedangkan hardware berfungsi sebagai 'tubuh' dalam sebuah komputer.
Berdasarkan fungsinya, perangkat lunak atau software dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu perangkat lunak sistem dan perangkat lunak aplikasi. Secara skematis, keseluruhan perangkat lunak tersebut dapat di rinci sebagai berikut
a. Perangkat Lunak Sistem (system software)
Perangkat lunak sistem (system software) adalah program yang digunakan untuk mengontrol sumber daya komputer, seperti CPU (Central Processing Unit) dan piranti masukan/keluaran (input/output devices) (Abdul Kadir dan Terra Ch, Triwahyuni 2003:222). Perangkat lunak ini mempunyai peranan sebagai perantara antara perangkat lunak aplikasi atau program aplikasi dengan perangkat keras (hardware).
Perangkat lunak sistem terdiri dari sistem operasi, utilitas, device driver dan penerjemah bahasa.
• Sistem operasi adalah perangkat lunak dasar yang berfungsi sepenuhnya untuk mengendalikan sistem komputer. Pada umumnya ada beberapa sistem operasi yang sering digunakan di Indonesia, seperti Windows dari Microsoft, Linux, FreeBSD, OpenBSD, Machintos, Solaris dan lain sebagainya.
• Utilitas adalah program yang dipakai secara langsung oleh pemakai untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian atau pengalokasian sumber daya dalam sistem komputer.
• Device driver adalah program yang berfungsi untuk membantu komputer mengendalikan peranti–peranti peripheral.
• Penterjemah bahasa adalah program yang menterjemahkan program yang dibuat oleh seorang programmer menjadi bentuk yang dapat dijalankan oleh komputer secara langsung.
b. Perangkat Lunak Aplikasi (Application Software)
Perangkat lunak aplikasi adalah program yang biasa dipakai oleh pemakai untuk melakukan tugas - tugas yang spesifik (Abdul Kadir dan Terra Ch. Triwahyuni 2003:222). Misalkan untuk memanipulasi foto, maka dibutuhkan program aplikasi yang berfungsi memanipulasi foto tersebut, seperti adobe photoshop.
Perangkat lunak aplikasi ini terbagi kedalam beberapa bagian, yaitu :
• Perangkat lunak hiburan, yaitu program program yang betujuan untuk memberikan hiburan. Perangkat lunak ini mencakup program program permainan (game), program untuk memainkan musik (seperti Winamp, XMMS pada linux), dan program yang digunakan untuk memainkan film (misalnya windows media player).
• Perangkat lunak pendidikan, berguna untuk mempelajari atau mereferensi sesuatu pengetahuan. Termasuk dalam kategori ini adalah kamus, ensiklopedia, seperti yang terinstall dalam workstation UPInet yaitu Microsoft Encarta Reference Library, Microsoft Encarta Encyclopedia dan Microsoft Encarta Dictionary Tools.
• Perangkat lunak bisnis, yang berguna untuk menangani aplikasi bisnis. Misalnya berupa program untuk menangani persediaan barang (inventory control) dan lain sebagainya.
• Perangkat lunak produktivitas kerja, berguna untuk meningkatkan produktivitas pemakai. Contoh dalam kategori ini yaitu : word processing (Microsoft word, Abi Word), spreadsheet (Microsoft Excel), presentasi grafik (Power Point, Adobe Flash, dll).
• Perangkat lunak khusus, yaitu perangkat lunak yang khusus dibuat untuk keperluan-keperluan tertentu, dan biasanya tidak dijual bebas di pasaran.
3. Pengguna (Brainware)
Betapapun canggihnya suatu teknologi, baik itu hardware ataupun software, semuanya tidak akan berarti jika tidak ada pengguna atau manusia yang mengendalikan itu semua. Suatu komputer dengan processor tercanggih apapun dan didukung dengan perangkat keras yang canggih serta perangkat lunak yang paling canggih, tidak akan memberi manfaat banyak bagi kehidupan manusia, jika tidak ada orang yang mengendalikannya atau yang disebut dengan brainware.
Brainware (user) adalah personil – personil yang terlibat langsung dalam pemakaian komputer, seperti sistem analis, programmer, operator, user, network administrator dan lain lain. Pada suatu organisasi yang cukup besar, masalah komputerisasi biasanya ditangani oleh bagian khusus yang dikenal dengan bagian EDP (Electronic Data Processing), atau sering disebut dengan EDP Departemen.
1.2 Internet
Internet atau International Networking sebagai bagian dari sistem teknologi informasi didefinisikan sebagai dua komputer atau lebih yang saling berhubungan membentuk suatu jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer didunia (internasional) yang saling berinteraksi dan bertukar informasi (Yuhefizar, 2003 : 11).
Pada mulanya internet merupakan suatu jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika di tahun 60-an. Departemen pertahanan Amerika ini memprakarsai dibentuknya suatu jaringan komputer melalui proyek ARPA (Advanced Research Project Agency) yang kemudian disebut dengan ARPANET. Melalui proyek ARPANET didemonstrasikan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, yang dapat melakukan komunikasi dalam jarak yang tak berhingga melalui saluran telepon. Melalui proyek ARPANET pula dirancang suatu standar protokol jaringan komputer yang dikenal dengan TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol).
Pada tahun 1969 ARPANET yang dibentuk oleh empat universitas besar di Amerika, yaitu : Universitas of Utah, Universitas of California di Los Angeles, Universitas Of California di Santa Barbara dan Stanford Research Institute, membentuk satu jaringan terpadu yang menghubungkan keempat universitas tersebut. Pada tahun 1986 jumlah komputer yang terhubung kedalam proyek ARPANET hanya sebanyak 213 komputer. Barulah pada tahun 1990 pemerintah Amerika Serikat memberikan izin kearah komersialisasi, sehingga pada tahun 1993 jumlah komputer yang terhubung kedalam jaringan ARPANET sebanyak 1,5 juta komputer. Dan sampai saat ini, lebih dari 250 juta orang dari seluruh dunia yang terhubung kedalam jaringan komputer internasional (internet).
1. Browser
Browser atau program aplikasi yang dapat menampilkan halaman web, merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dengan internet. Semua halaman web yang menyajikan informasi yang berupa teks, gambar, audio dan video dapat dinikmati dengan menggunakan browser.
Ada beberapa jenis browser yang sering digunakan dalam browsing diantaranya yaitu Internet explorer, yaitu browser bawaan Windows dari Microsoft, kemudian Mozilla Firefox, Opera, Netscape dan lain - lain. Dibawah ini adalah contoh tampilan dari browser Mozilla Firefox yang biasa digunakan untuk menampilkan halaman web.
Gambar. Browser Mozilla Firefox
2. World Wide Web
World Wide Web atau yang lebih dikenal dengan sebutan Web adalah merupakan fasilitas di internet yang sangat populer dan dapat digunakan untuk memperoleh informasi atau bahkan melakukan transaksi pembelian barang secara online. Halaman web ini pada dasarnya ditulis dengan menggunakan bahasa pemrograman HTML (HyperText Markup Language) dan disimpan dalam web server (server yang melayani permintaan halaman web).
Seiring dengan perkembangan dan tuntutan perubahan zaman, halaman web yang ditulis dengan bahasa HTML, sering dikombinasikan atau digabungkan dengan berbagai bahasa pemrograman yang lain untuk membangun halaman web yang dinamis dan interaktif. Diantara bahasa pemrograman yang sering digunakan untuk membangun suatu halaman web yang dinamis dan interaktif yaitu PHP (Hypertext Preprocessor), Java Script, ASP (Active Server Pages) dan lain sebagainya. Sehingga dengan adanya halaman web yang dinamis dan interaktif, dapat memungkinkan seseorang untuk melakukan diskusi online, registrasi pada suatu situs atau bahkan dapat melakukan transaksi online melalui halaman web.
3. Search Engine
Internet merupakan gudangnya informasi, berbagai informasi dari belahan penjuru dunia, dari hal – hal yang kecil sampai ke hal – hal yang besar dan bahkan sampai ke hal – hal yang diluar pikiran kebanyakan orang, semuanya terdapat di internet. Tinggal sekarang bagaimana seseorang itu dapat memanfaatkannya. Diantara berbagai informasi yang jumlahnya sampai milyaran tersebut, tentunya akan sulit untuk memperoleh informasi yang diinginkan, oleh karena itu peranan search engine atau mesin pencari menjadi bagian penting dalam memperoleh informasi tersebut.
Keberadaan mesin pencari tersebut sangat membantu dalam menyajikan informasi secara cepat dan lengkap. Seseorang hanya tinggal mengetikkan kata kunci atau keyword terhadap informasi yang ingin diketahuinya. Maka kemudian mesin pencari tersebut yang akan melakukan pencarian terhadap informasi tersebut dan menyajikannya dihadapan orang tersebut hanya dalam hitungan detik.
Berikut penulis sampaikan beberapa alamat mesin pencari berdasarkan urutan tercepat dalam menyajikan informasi yang dicari, seperti yang dikutip dari majalah Chip (05/2004 : 178) :
1. http://www.google.com atau http://www.google.co.id untuk mesin pencari google di Indonesia dan menggunakan bahasa Indonesia. Mesin pencari ini mampu menyajikan informasi dalam waktu 0,4 detik.
2. http://www.lycos.com merupakan mesin pencari tercepat kedua setelah google, kecepatan kinerjanya dalam menyajikan informasi selama 0,8 detik.
3. http://www.yahoo.com sebuah situs populer yang menyediakan fasilitas mesin pencari (search engine). Kemampuanya dalam menyajikan hasil pencariannya di internet tidak melebihi dari 1 detik , yaitu sebesar 0,9 detik.
4. http://www.altavista.com merupakan situs search engine pertama yang pernah ada. Kecepatan pencarian datanya sebesar 1,3 detik. Pada situs ini selain dapat mencari halaman web, video, gambar dan file audio, juga dapat digunakan untuk mencari informasi teraktual.
5. http://www.msn.com sebuah situs dari microsoft yang menyediakan fasilitas mesin pencari dan mampu mencari video, gambar dan berbagai format spesial lainnya. Kecepatan mesin pencari ini dalam menyajikan informasi adalah 1,5 detik.
6. http://www.alltheweb.com Alltheweb merupakan mesin pencari yang lamban kinerjanya, kecepatannya 1,7 detik. Namun alltheweb menyediakan fungsi pencarian untuk berita, musik, gambar dan video.
4. Email
E-mail atau electronic mail merupakan surat elektronik yang dikirimkan melalui internet. Dengan fasilitas ini, seseorang dapat mengirim atau menerima email dari dan ke pengguna internet diseluruh dunia. Sama halnya dengan surat biasa pada dunia nyata, email pun memerlukan alamat agar surat elektronik ini dapat sampai ke alamat yang dituju. Namun yang membedakan email dari surat biasa atau surat konvensional adalah : dengan menggunakan email, pesan yang akan disampaikan relatif lebih cepat sampainya walaupun alamat yang dituju berada diluar negeri, dan seseorang tidak usah khawatir, kalau suratnya akan rusak atau kehujanan, disamping itu email juga, tidak memerlukan ongkos kirim agar sampai ke alamat yang dituju, dan dengan menggunakan email, seseorang dapat mengirimkan pesannya kepada banyak orang hanya dengan satu email dan dalam waktu yang bersamaan. Sehingga di kemudian hari ada prediksi yang menyatakan bahwa suatu saat, surat biasa (konvensional) akan tergantikan keberadaanya oleh surat elektronik (email).
1. Pengertian Sistem Teknologi Informasi
Secara etimologi sistem teknologi informasi merupakan gabungan dari kata system, technology dan information, kesemuanya mempunyai arti tersendiri yang berbeda. Merujuk pada Encarta Dictionary Tools 2005, sebuah kamus yang berbentuk program aplikasi (software) dari Microsoft, ketiga kata tersebut mempunyai pengertian sebagai berikut :
System : an assembly of computer hardware, software, and peripherals functioning together
Technology : the study, development, and application of devices, machines, and techniques for manufacturing and productive processes
Information : computer data that has been organized and presented in a systematic fashion to clarify the underlying meaning
Menurut Haag dan Keen (Abdul Kadir dan Terra Ch. Triwahyuni 2003 : 2 ) “Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas – tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi”
Martin (Abdul Kadir dan Terra Ch. Triwahyuni 2003 : 2 ) menuturkan bahwa :
Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.
Selanjutnya William dan Sawyer (Abdul Kadir dan Terra Ch. Triwahyuni 2003 : 2 ) menyatakan bahwa “teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video.”
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem teknologi informasi adalah seperangkat teknologi yang menggabungkan teknologi komputasi dan komunikasi, baik berupa hardware maupun software yang terintegrasi untuk menampilkan, memproses, dan menyimpan serta menghasilkan informasi berkualitas secara sistematis dan informasi tersebut dapat berupa data, suara atau video.
Kemudian jika dilihat dari segi peranannya, teknologi informasi mempunyai banyak peranan, diantaranya dengan adanya e-learning dalam dunia pendidikan, e-goverment dalam dunia pemerintahan, e-commerce dalam dunia perekonomian dan lain sebagainya.
A. Sejarah Teknologi Informasi
Pada zaman prasejarah beragam cara yang dilakukan orang untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada orang lain. Penulisan informasi atau pesan ini beragam, mulai dari penulisan pada dinding – dinding gua, tulang, kulit binatang sampai yang berbentuk manuskrip – manuskrip kuno yang sekarang masih dapat disaksikan di museum – museum. Dalam bahasa lisan, informasi yang disampaikan, dilakukan dengan cara berkomunikasi secara langsung dengan lawan bicaranya, walaupun bahasa yang disampaikan masih sangat sederhana dan bahkan hanya berupa isyarat atau gerakan tubuh saja. Namun itu semua, jelas menggambarkan bahwa betapa pentingnya suatu informasi untuk disampaikan kepada orang lain, dan betapa sangat perlunya seseorang akan informasi tersebut.
Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, perkembangan cara penyampaian informasi pun mulai mengalami perubahan, dan informasi yang akan disampaikan pun kian bertambah secara eksponensial. Pada tahun 1969, tonggak sejarah perkembangan teknologi informasi, baru dimulai dengan dibentuknya jaringan komputer yang menghubungkan empat universitas di Amerika, yakni University of California di Santa Barbara, University of California di Los Angeles, Stanford Research Institute dan University of Utah. Kemudian pada tahun 1972, Ray Tomlinson membuat program email yang pertama. Dan setahun berikutnya, istilah INTERNET diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol) yang kemudian dilakukan pengembangan, sehingga TCP/IP menjadi sebuah standar protokol jaringan komputer yang digunakan sampai saat ini.
Di Indonesia, jaringan komputer dan internet mulai dikenal sejak tahun 1994 melalui institusi – institusi pendidikan. Kemudian mulai tahun 1995 penggunaannya semakin berkembang pesat sehingga internet bukan sekedar menjadi sarana bertukar informasi melainkan digunakan hampir disegala bidang. Dan keberadaannya telah membawa perubahan yang signifikan terhadap peradaban manusia.
Dengan keberadaan teknologi informasi, sekarang manusia semakin mudah dalam menyajikan, mengirim dan menerima informasi dari siapa pun dan dari penjuru dunia sekalipun. Bentuk informasi yang dikirim atau yang diterima pun tidak lagi menjadi kendala. Data, baik yang berupa teks, gambar, program dan audio serta video dapat dikirim dan diterima dengan cepat dengan bantuan teknologi informasi. Adanya perkembangan teknologi informasi, terutama internet telah memberikan kemudahan bagi manusia dalam berkomunikasi untuk menyampaikan informasi.
B. Komponen Sistem Teknologi Informasi
Secara garis besar ada tiga komponen utama yang membentuk suatu sistem teknologi informasi. Tiga komponen utama itu adalah perangkat keras atau hardware, perangkat lunak atau software dan pengguna dari perangkat - perangkat tersebut atau yang disebut dengan brainware. Ketiga komponen ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
1. Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras atau hardware secara umum dapat didefinisikan sebagai semua komponen fisik yang terdapat pada suatu sistem, baik itu perangkat masukan (input devices), perangkat keluaran (output devices), perangkat penyimpan (storage devices), CPU, ataupun perangkat tambahan (peripheral devices) lainnya. Dari waktu ke waktu, perangkat keras ini semakin menunjukkan kemajuan yang signifikan, bahkan pada tahun 1967 Gordon Moore, salah seorang pendiri perusahaan processor terkemuka Intel, memprediksikan bahwa jumlah rangkaian dalam chip silikon (IC/Integrated circuit) akan mencapai dua kali lipat per 18 bulan. Prediksi ini dikenal dengan sebutan “Hukum Moore”. Hal ini berarti bahwa teknologi perangkat keras akan terus berkembang seiring dengan perubahahan waktu.
Prediksi Moore terhadap kemajuan perangkat keras ini, ternyata sekarang terbukti dengan hadirnya beraneka ragam hardware yang didalamnya terdapat jutaan transistor. Intel pentium IV dengan kecepatan clock 1.5 GHz saja, terdapat sekitar 42 x 106 transistor, apalagi dengan processor Pentium IV yang terdapat pada workstation UPInet dengan kecepatan clock sekitar 2,4 GHz, jumlah transistor didalamnya akan hampir dua kali lipatnya. Terakhir Perusahaan Intel memperkenalkan product terbaru mereka kepasaran pada tahun 2006, yaitu Processors Dual Core Intel ® Itanium ® 2 dengan jumlah transistor didalamnya mencapai 1 x 109 transistor.
Tentu saja kemajuan perangkat keras ini, terutama processor, akan selalu diiringi dengan kemajuan perangkat - perangkat keras lainnya yang mendukung suatu sistem teknologi informasi. Sehingga dalam hal teknologi penyimpanan data magnetik, IBM memprediksi bahwa setiap tahunnya kerapatan device dalam penyimpan data magnetik (Magnetic Data Storage) akan bertambah sekitar 60 – 100%, yaitu sekitar 102 Gbit/in2 pada tahun 2006.
Berikut penulis jabarkan perangkat keras yang membangun suatu sistem teknologi informasi.
a. Central Processing Unit (CPU)
Central Processing Unit (CPU), merupakan pusatnya segala pemrosesan data, didalamnya terdapat processor, dan memori (RAM dan ROM).
Microprocessor atau sering disebut processor saja, adalah perangkat utama komputer yang mengelola seluruh aktifitas komputer itu sendiri. Processor terdiri dari dua bagian utama, yaitu ;
• Control Unit (CU), merupakan komponen utama prosesor yang mengontrol semua perangkat yang terpasang pada komputer, mulai dari input device sampai output device.
• Arithmetic Logic Unit (ALU), merupakan bagian dari prosesor yang khusus mengolah data aritmatika (menambah, mengurang dll) serta data logika (perbandingan).
Memori adalah media penyimpan data pada komputer. Memori ini terbagi atas dua macam, yaitu ;
• Read Only Memory (ROM), yaitu memori yang hanya bisa dibaca saja, tidak dapat dirubah dan dihapus dan sudah diisi oleh pabrik pembuat komputer. Isi ROM diperlukan pada saat komputer dihidupkan. Perintah yang ada pada ROM sebagian akan dipindahkan ke RAM. Perintah yang ada di ROM antara lain adalah perintah untuk membaca sistem operasi dari disk, perintah untuk memeriksa semua peralatan yang ada di unit sistem dan perintah untuk menampilkan pesan di layar. Isi ROM tidak akan hilang meskipun tidak ada aliran listrik. Tapi pada saat sekarang ini ROM telah mengalami perkembangan dan banyak macamnya, antara lain PROM, RPROM, EPROM, EEPROM dan lain sebagainya.
• Random Access Memori (RAM), dari namanya kita dapat artikan bahwa RAM adalah memori yang dapat diakses secara acak. RAM berfungsi untuk menyimpan program yang diolah untuk sementara waktu (power on) jika komputer dimatikan, maka seluruh data yang tersimpan dalam RAM akan hilang. Tujuan dari RAM ini adalah mempercepat pemroses data pada komputer. Agar data yang di buat tidak dapat hilang pada saat komputer dimatikan, maka diperlukan media penyimpanan eksternal, seperti disket, harddisk, PCMCIA card dan lain-lain.
b. Perangkat Masukan (Input Devices)
Perangkat masukan merupakan perangkat keras yang memungkinkan pemasukan data atau perintah kedalam sistem komputer. Data yang masuk dapat berupa huruf, angka, gambar, suara, audio-video, dan bahkan gerakan. Adapun yang termasuk kedalam komponen input devices antara lain :
• Keyboard, yaitu peranti masukan data yang dapat mengubah huruf, angka ataupun kode lain menjadi sinyal listrik yang dapat diproses komputer.
• Mouse, adalah peranti penunjuk (pointer) yang digunakan untuk menunjuk data atau perintah yang ditampilkan pada layar monitor.
• Track Ball mempunyai fungsi yang sama dengan mouse yaitu untuk memilih perintah-perintah dari menu tampilan grafis. Yang membedakannya yaitu penggeseran penunjuk trackball dilayar dilakukan dengan memutar bola trackball dengan tangan pemakai kearah yang dikehendaki.
• Touchpad adalah peranti penunjuk yang berupa tempat datar guna menggeser penunjuk pada layar monitor dengan cara menggeserkan jari diatasnya.
• Touch Screen adalah peranti penunjuk berupa monitor yang telah dibuat sangat peka sehingga memungkinkan pemakai untuk menunjuk dan menyentuh suatu gambar dilayar secara langsung guna mengaktifkan suatu perintah.
• Light pen adalah peranti penunjuk yang berupa seperti pena dan dapat menghasilkan cahaya, yang digunakan bersamaan dengan sebuah layar yang peka cahaya (fotoelektrik).
• Scanner merupakan peranti yang dapat mengambil masukan data berupa gambar, foto, bahkan tulisan tangan. Hasilnya kemudian diubah menjadi sinyal digital dan dapat disimpan dalam disk.
• Kamera merupakan peranti masukan yang dapat menghasilkan gambar atau objek bergerak.
• Microphone, merupakan perangkat masukan yang mengubah variasi tekanan udara karena adanya suara, menjadi sinyal listrik.
• Fingerprint reader adalah perangkat masukan yang digunakan untuk membaca sidik jari seseorang. Fingerprint digunakan oleh UPT UPInet dalam proses gate access mahasiswa untuk mendapatkan hak akses komputer workstation.
• Barcode reader adalah perangkat masukan yang digunakan untuk membaca pola garis-garis hitam putih atau gelap terang. Di UPInet, Barcode reader pernah digunakan untuk gate access para user atau mahasiswa dalam menggunakan fasilitas UPInet
• dan lain-lain.
c. Perangkat Keluaran (Output Devices)
Perangkat keluaran adalah peranti yang dapat menampilkan hasil pengolahan, hasil pemasukan data atau perintah pada komputer. keluaran yang dihasilkan dapat berupa hard-copy (ke kertas, plastik transparan) dan soft-copy (ke monitor atau speaker). Dan yang termasuk kedalam perangkat keluaran adalah sebagai berikut :
• Printer, adalah peranti yang biasa digunakan untuk membuat cetakan pada kertas, atau untuk beberapa printer, hasil cetakannya dapat melalui plastik transparan (mika).
• Monitor, merupakan salah satu jenis soft-copy device, karena keluarannya adalah berupa sinyal elektronik, dalam hal ini berupa gambar yang tampil di layar monitor. Gambar yang tampil adalah hasil pemrosesan data ataupun informasi masukan.
• Plotter, adalah peranti keluaran yang dapat menghasilkan grafik atau gambar dengan kualitas tinggi dan berwarna. Plotter seringkali digunakan untuk memuat peta, gambar- gambar arsitektur, ataupun ilustrasi tiga dimensi yang biasanya berukuran terlalu besar bagi printer.
• Proyektor, fungsinya adalah untuk menampilkan gambar/visual hasil pemrosesan data. Hanya saja, proyektor memerlukan obyek lain sebagai media penerima pancaran sinyal-sinyal gambar yang dipancarkan. Media penerima tersebut sebaiknya memiliki permukaan datar dan berwarna putih (terang). Biasanya yang digunakan adalah dinding putih, whiteboard, ataupun kain/layar putih (screen) yang dibentangkan.
• Speaker, merupakan peranti keluaran yang menghasilkan sinyal suara sehingga dapat didengarkan oleh telinga manusia, biasanya keberadaanya selalu didukung oleh kartu suara (soundcard).
•
d. Perangkat Penyimpan (Storage Devices)
Perangkat penyimpan adalah perangkat yang dapat menyimpan data secara permanen, artinya ketika mesin komputer di matikan, data yang ada didalamnya tidak hilang. Ada beberapa jenis yang termasuk kedalam perangkat penyimpan diantaranya :
• Hardisk, merupakan salahsatu jenis piringan magnetik yang memiliki kapasitas yang besar dan biasanya menjadi tempat penyimpanan yang paling utama dalam sistem komputer.
• Disket atau floppy disk, merupakan sebuah piringan magnetik yang dapat menyimpan data yang mempunyai kapasitas yang kecil serta dapat dipindahkan dari suatu komputer ke komputer yang lain. Sampai saat ini disket yang sering digunakan adalah berukuran 31/2 inch dengan kapasitas 1.44 MB.
• CD atau compact disc adalah piringan optik yang dapat menyimpan data hingga ratusan kali dibandingkan disket. Kapasitas cd yang umum digunakan saat ini adalah 700 MB.
• DVD (digital versatile disc), merupakan teknologi piringan optik kedua setelah CD, namun memiliki kapasitas penyimpanan yang lebih besar dari CD, dan dalam pembacaannya lebih cepat dari CD.
• Flash disk adalah perangkat penyimpan data eksternal yang menggunakan teknologi flash memory dan dihubungkan melalui port USB (Universal Serial Bus), selain praktis karena dapat dibawa kemana-mana, flash disk mempunyai kapasitas penyimpanan yang beragam, mulai dari 128 MB sampai 64 GB dan bahkan lebih.
e. Perangkat Tambahan (Peripheral Devices)
Perangkat tambahan adalah perangkat yang digunakan untuk keperluan khusus, tiap pengguna komputer akan berbeda kebutuhan untuk komputernya, sehingga perangkat pendukungnya pun akan berbeda beda. Adapun perangkat pendukung yang umum digunakan yaitu :
• Modem (modulator demodulator) adalah perangkat tambahan yang digunakan untuk akses internet dengan menggunakan saluran telepon atau dial-up. Ada dua jenis modem yang sering digunakan yaitu modem internal, berupa card yang ditancapkan pada slot motherboard, dan modem eksternal yang berada diluar yang dihubungkan memalui port USB atau port serial.
• Network card atau sering disebut dengan NIC (Network Interface Card) adalah kartu jaringan yang memungkinkan satu komputer dapat berkomunikasi dan bertukar data dengan komputer yang lainnya dalam jaringan tersebut.
• TV card atau TV tunner adalah perangkat tambahan yang dapat menghadirkan program televisi dan radio melalui komputer.
• Sound card atau kartu suara berfungsi sebagai interface yang menghubungkan antara speaker, microphone atau headset dengan motherboard komputer
• VGA card (Video Graphic Adapter) adalah perangkat tambahan yang sangat penting dalam menjembatani (interface) antara motherboard dengan monitor. VGA card juga digunakan untuk menentukan resolusi pada monitor.
• dan lain lain
2. Perangkat Lunak (Software)
Seperangkat komputer dengan perlengkapan pendukungnya hanyalah sebatas mesin yang tidak dapat melakukan apa-apa, jika tidak didukung oleh perangkat lunak atau software. Perangkat lunak atau software pada dasarnya adalah sebuah program, dan program adalah sederatan instruksi yang digunakan untuk mengendalikan komputer sehingga komputer dapat melakukan tindakan sesuai yang dikehendaki oleh pembuatnya (Abdul Kadir dan Terra Ch. Triwahyuni, 2003: 222).
Sebuah program komputer, berisi sekumpulan instruksi yang dibuat dengan menggunakan bahasa khusus yang memberi perintah kepada komputer untuk melakukan berbagai pengoperasian/pemrosesan terhadap data yang terdapat dalam program tersebut atau data yang dimasukan oleh pengguna komputer. Singkat kata software merupakan 'jiwa' sedangkan hardware berfungsi sebagai 'tubuh' dalam sebuah komputer.
Berdasarkan fungsinya, perangkat lunak atau software dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu perangkat lunak sistem dan perangkat lunak aplikasi. Secara skematis, keseluruhan perangkat lunak tersebut dapat di rinci sebagai berikut
a. Perangkat Lunak Sistem (system software)
Perangkat lunak sistem (system software) adalah program yang digunakan untuk mengontrol sumber daya komputer, seperti CPU (Central Processing Unit) dan piranti masukan/keluaran (input/output devices) (Abdul Kadir dan Terra Ch, Triwahyuni 2003:222). Perangkat lunak ini mempunyai peranan sebagai perantara antara perangkat lunak aplikasi atau program aplikasi dengan perangkat keras (hardware).
Perangkat lunak sistem terdiri dari sistem operasi, utilitas, device driver dan penerjemah bahasa.
• Sistem operasi adalah perangkat lunak dasar yang berfungsi sepenuhnya untuk mengendalikan sistem komputer. Pada umumnya ada beberapa sistem operasi yang sering digunakan di Indonesia, seperti Windows dari Microsoft, Linux, FreeBSD, OpenBSD, Machintos, Solaris dan lain sebagainya.
• Utilitas adalah program yang dipakai secara langsung oleh pemakai untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian atau pengalokasian sumber daya dalam sistem komputer.
• Device driver adalah program yang berfungsi untuk membantu komputer mengendalikan peranti–peranti peripheral.
• Penterjemah bahasa adalah program yang menterjemahkan program yang dibuat oleh seorang programmer menjadi bentuk yang dapat dijalankan oleh komputer secara langsung.
b. Perangkat Lunak Aplikasi (Application Software)
Perangkat lunak aplikasi adalah program yang biasa dipakai oleh pemakai untuk melakukan tugas - tugas yang spesifik (Abdul Kadir dan Terra Ch. Triwahyuni 2003:222). Misalkan untuk memanipulasi foto, maka dibutuhkan program aplikasi yang berfungsi memanipulasi foto tersebut, seperti adobe photoshop.
Perangkat lunak aplikasi ini terbagi kedalam beberapa bagian, yaitu :
• Perangkat lunak hiburan, yaitu program program yang betujuan untuk memberikan hiburan. Perangkat lunak ini mencakup program program permainan (game), program untuk memainkan musik (seperti Winamp, XMMS pada linux), dan program yang digunakan untuk memainkan film (misalnya windows media player).
• Perangkat lunak pendidikan, berguna untuk mempelajari atau mereferensi sesuatu pengetahuan. Termasuk dalam kategori ini adalah kamus, ensiklopedia, seperti yang terinstall dalam workstation UPInet yaitu Microsoft Encarta Reference Library, Microsoft Encarta Encyclopedia dan Microsoft Encarta Dictionary Tools.
• Perangkat lunak bisnis, yang berguna untuk menangani aplikasi bisnis. Misalnya berupa program untuk menangani persediaan barang (inventory control) dan lain sebagainya.
• Perangkat lunak produktivitas kerja, berguna untuk meningkatkan produktivitas pemakai. Contoh dalam kategori ini yaitu : word processing (Microsoft word, Abi Word), spreadsheet (Microsoft Excel), presentasi grafik (Power Point, Adobe Flash, dll).
• Perangkat lunak khusus, yaitu perangkat lunak yang khusus dibuat untuk keperluan-keperluan tertentu, dan biasanya tidak dijual bebas di pasaran.
3. Pengguna (Brainware)
Betapapun canggihnya suatu teknologi, baik itu hardware ataupun software, semuanya tidak akan berarti jika tidak ada pengguna atau manusia yang mengendalikan itu semua. Suatu komputer dengan processor tercanggih apapun dan didukung dengan perangkat keras yang canggih serta perangkat lunak yang paling canggih, tidak akan memberi manfaat banyak bagi kehidupan manusia, jika tidak ada orang yang mengendalikannya atau yang disebut dengan brainware.
Brainware (user) adalah personil – personil yang terlibat langsung dalam pemakaian komputer, seperti sistem analis, programmer, operator, user, network administrator dan lain lain. Pada suatu organisasi yang cukup besar, masalah komputerisasi biasanya ditangani oleh bagian khusus yang dikenal dengan bagian EDP (Electronic Data Processing), atau sering disebut dengan EDP Departemen.
1.2 Internet
Internet atau International Networking sebagai bagian dari sistem teknologi informasi didefinisikan sebagai dua komputer atau lebih yang saling berhubungan membentuk suatu jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer didunia (internasional) yang saling berinteraksi dan bertukar informasi (Yuhefizar, 2003 : 11).
Pada mulanya internet merupakan suatu jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika di tahun 60-an. Departemen pertahanan Amerika ini memprakarsai dibentuknya suatu jaringan komputer melalui proyek ARPA (Advanced Research Project Agency) yang kemudian disebut dengan ARPANET. Melalui proyek ARPANET didemonstrasikan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, yang dapat melakukan komunikasi dalam jarak yang tak berhingga melalui saluran telepon. Melalui proyek ARPANET pula dirancang suatu standar protokol jaringan komputer yang dikenal dengan TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol).
Pada tahun 1969 ARPANET yang dibentuk oleh empat universitas besar di Amerika, yaitu : Universitas of Utah, Universitas of California di Los Angeles, Universitas Of California di Santa Barbara dan Stanford Research Institute, membentuk satu jaringan terpadu yang menghubungkan keempat universitas tersebut. Pada tahun 1986 jumlah komputer yang terhubung kedalam proyek ARPANET hanya sebanyak 213 komputer. Barulah pada tahun 1990 pemerintah Amerika Serikat memberikan izin kearah komersialisasi, sehingga pada tahun 1993 jumlah komputer yang terhubung kedalam jaringan ARPANET sebanyak 1,5 juta komputer. Dan sampai saat ini, lebih dari 250 juta orang dari seluruh dunia yang terhubung kedalam jaringan komputer internasional (internet).
1. Browser
Browser atau program aplikasi yang dapat menampilkan halaman web, merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dengan internet. Semua halaman web yang menyajikan informasi yang berupa teks, gambar, audio dan video dapat dinikmati dengan menggunakan browser.
Ada beberapa jenis browser yang sering digunakan dalam browsing diantaranya yaitu Internet explorer, yaitu browser bawaan Windows dari Microsoft, kemudian Mozilla Firefox, Opera, Netscape dan lain - lain. Dibawah ini adalah contoh tampilan dari browser Mozilla Firefox yang biasa digunakan untuk menampilkan halaman web.
Gambar. Browser Mozilla Firefox
2. World Wide Web
World Wide Web atau yang lebih dikenal dengan sebutan Web adalah merupakan fasilitas di internet yang sangat populer dan dapat digunakan untuk memperoleh informasi atau bahkan melakukan transaksi pembelian barang secara online. Halaman web ini pada dasarnya ditulis dengan menggunakan bahasa pemrograman HTML (HyperText Markup Language) dan disimpan dalam web server (server yang melayani permintaan halaman web).
Seiring dengan perkembangan dan tuntutan perubahan zaman, halaman web yang ditulis dengan bahasa HTML, sering dikombinasikan atau digabungkan dengan berbagai bahasa pemrograman yang lain untuk membangun halaman web yang dinamis dan interaktif. Diantara bahasa pemrograman yang sering digunakan untuk membangun suatu halaman web yang dinamis dan interaktif yaitu PHP (Hypertext Preprocessor), Java Script, ASP (Active Server Pages) dan lain sebagainya. Sehingga dengan adanya halaman web yang dinamis dan interaktif, dapat memungkinkan seseorang untuk melakukan diskusi online, registrasi pada suatu situs atau bahkan dapat melakukan transaksi online melalui halaman web.
3. Search Engine
Internet merupakan gudangnya informasi, berbagai informasi dari belahan penjuru dunia, dari hal – hal yang kecil sampai ke hal – hal yang besar dan bahkan sampai ke hal – hal yang diluar pikiran kebanyakan orang, semuanya terdapat di internet. Tinggal sekarang bagaimana seseorang itu dapat memanfaatkannya. Diantara berbagai informasi yang jumlahnya sampai milyaran tersebut, tentunya akan sulit untuk memperoleh informasi yang diinginkan, oleh karena itu peranan search engine atau mesin pencari menjadi bagian penting dalam memperoleh informasi tersebut.
Keberadaan mesin pencari tersebut sangat membantu dalam menyajikan informasi secara cepat dan lengkap. Seseorang hanya tinggal mengetikkan kata kunci atau keyword terhadap informasi yang ingin diketahuinya. Maka kemudian mesin pencari tersebut yang akan melakukan pencarian terhadap informasi tersebut dan menyajikannya dihadapan orang tersebut hanya dalam hitungan detik.
Berikut penulis sampaikan beberapa alamat mesin pencari berdasarkan urutan tercepat dalam menyajikan informasi yang dicari, seperti yang dikutip dari majalah Chip (05/2004 : 178) :
1. http://www.google.com atau http://www.google.co.id untuk mesin pencari google di Indonesia dan menggunakan bahasa Indonesia. Mesin pencari ini mampu menyajikan informasi dalam waktu 0,4 detik.
2. http://www.lycos.com merupakan mesin pencari tercepat kedua setelah google, kecepatan kinerjanya dalam menyajikan informasi selama 0,8 detik.
3. http://www.yahoo.com sebuah situs populer yang menyediakan fasilitas mesin pencari (search engine). Kemampuanya dalam menyajikan hasil pencariannya di internet tidak melebihi dari 1 detik , yaitu sebesar 0,9 detik.
4. http://www.altavista.com merupakan situs search engine pertama yang pernah ada. Kecepatan pencarian datanya sebesar 1,3 detik. Pada situs ini selain dapat mencari halaman web, video, gambar dan file audio, juga dapat digunakan untuk mencari informasi teraktual.
5. http://www.msn.com sebuah situs dari microsoft yang menyediakan fasilitas mesin pencari dan mampu mencari video, gambar dan berbagai format spesial lainnya. Kecepatan mesin pencari ini dalam menyajikan informasi adalah 1,5 detik.
6. http://www.alltheweb.com Alltheweb merupakan mesin pencari yang lamban kinerjanya, kecepatannya 1,7 detik. Namun alltheweb menyediakan fungsi pencarian untuk berita, musik, gambar dan video.
4. Email
E-mail atau electronic mail merupakan surat elektronik yang dikirimkan melalui internet. Dengan fasilitas ini, seseorang dapat mengirim atau menerima email dari dan ke pengguna internet diseluruh dunia. Sama halnya dengan surat biasa pada dunia nyata, email pun memerlukan alamat agar surat elektronik ini dapat sampai ke alamat yang dituju. Namun yang membedakan email dari surat biasa atau surat konvensional adalah : dengan menggunakan email, pesan yang akan disampaikan relatif lebih cepat sampainya walaupun alamat yang dituju berada diluar negeri, dan seseorang tidak usah khawatir, kalau suratnya akan rusak atau kehujanan, disamping itu email juga, tidak memerlukan ongkos kirim agar sampai ke alamat yang dituju, dan dengan menggunakan email, seseorang dapat mengirimkan pesannya kepada banyak orang hanya dengan satu email dan dalam waktu yang bersamaan. Sehingga di kemudian hari ada prediksi yang menyatakan bahwa suatu saat, surat biasa (konvensional) akan tergantikan keberadaanya oleh surat elektronik (email).
Penggunaan TIK di Dunia Pendidikan Australia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keberadaan teknologi informasi dan komunikasi yang sekarang ini merupakan hal yang sangat penting, keberadaan teknologi ini sangat penting, baik bagi suatu organisasi maupun suatu perusahaan, dan didalam dunia pendidikan pun sekarang ini sangat penting.
Perkembangan suatu teknologi khususnya TIK dalam suatu negara dapat terwujud dengan baik apabila didukung oleh tingkat kecerdasan, keahlian dan wawasan yang luas serta tidak luput dari partisipasi masyarakat yang berkeinginan untuk bisa hidup lebih maju dan berkembang, suatu negara bisa disebut sebagai negara yang berkembang apabila negara tersebut mampu bersaing dengan negara-negara yang sudah berkembang, sedangkan dalam menciptakan suatu kemajuan teknologi menuju perkembangan yang lebih maju di butuhkan tekad dan kemauan para masyasrakat.
1.2 Maksud dan Tujuan
Dalam hal ini penulis memberikan pembahasan akan maksud dan tujuan dalam menulis makalah ini :
a. Untuk bagaimana pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan di Australia.
1.3 Batasan Masalah
Dalam hal ini penulis memberikan batasan masalah dalam menulis makalah ini :
1. Apa Pengertian TIK?
2. Bagaimana Pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan di Australia?
3. Mengapa pemanfaatan TIK didalam dunia pendidikan sangat penting?
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran mengenai laporan ini, maka penulis akan menguraikan sistematika penulisan secara garis besar yang terdiri dari tiga bab,disetiap bab akan menjadi sub bab sesuai kebutuhan.
Sistematika ini di buat agar menjadi mudah dipahami oleh semua pihak yang susunannya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan hal yang bersifat umum, maksud dan tujuan, batasan masalah dan sistematika penulisan .
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hal yang bersifat umum pengertian TIK, Pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan di Australia, dan Pentingnya Pemanfaatan TIK di Dunia Pendidikan
BAB III PENUTUP
Bab ini berisikan simpulan dan saran dari bab-bab sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Umum
Kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari manusia. Kemajuan TIK juga telah memberikan berbagai kemudahan dalam kehidupan sehari-hari manusia termasuk dalam kegiatan pembelajaran.
Di lingkungan pendidikan, peserta didiklah yang harus aktif pergi ke sekolah agar dapat bertemu dengan sumber belajar yang berupa guru misalnya. Di sekolah juga, peserta didik dapat menemukan beberapa sumber belajar lainnya, seperti: peta, globe, buku, dan berbagai jenis media pembelajaran lainnya. Dalam kegiatan pembelajaran yang pada umumnya terjadi adalah bahwa peserta didik yang aktif mendatangi sumber belajar.
B. Pengertian TIK
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang (Davis dalam Abdul Kadir : 2003,28). Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar,angka dan lain-lain(Hovland, Janis, dan Kelley : 1953). Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara umun dapat didefinisikan teknologi-teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran dan penyajian informasi. Dapat juga diartikan sebagai gabungan teknologi-teknologi yang menyertai proses komunikasi untuk menyampaikan komunikasi. Jadi Tik mencakup dua aspek, yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi Informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses manipulasi dan pengelolaan informasi, sedangkan Teknologi Komunikasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses penyampain Informasi dari pengirim ke penerima.
C. Pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan di Australia
Seiring dengan pesatnya perkembangan TIK di dunia semua aspek kehidupan ternyata mendapat imbasnya dari perkembangan tersebut, tak luput juga pemanfaatan TIK didalam dunia pendidikan dirasakan sangat penting.
Pemerintah Australia mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk membelajarkan para warga negaranya. Dengan cara memberikan kredit kepada keluarga yang membutuhkan perangkat TIK untuk mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran. Pelatihan tentang cara-cara pemanfaatan perangkat TIK diberikan kepada anggota keluarga, baik orang tua maupun orang dewasa yang ada. Agar anak-anak usia TK dapat belajar sebagaimana layaknya teman-temannya di Sekolah Taman Kanak-Kanak, maka lembaga penyelenggara pendidikan TK memberikan layanan kegiatan belajar kepada anak-anak TK melalui orang dewasa yang ada atau tinggal serumah dengan menggunakan perangkat TIK.
Melalui perangkat TIK, orangtua anak dibimbing tentang berbagai hal yang harus dilakukan untuk membelajarkan anaknya yang berusia TK. Apabila ada masalah, orangtua juga dapat mendiskusikannya dengan pihak pengelola pendidikan TK secara jarak jauh melalui perangkat TIK yang telah ada. Pada dasarnya, orangtua atau orang dewasa yang dekat dengan sang anak yang berusia TK yang melakukan kegiatan pendidikan/pembelajaran. Sumber belajar yang datang menghampiri sang anak melalui orangtua atau orang dewasa yang dekat dengan sang anak melalui penggunaan perangkat TIK.
Pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dimana anak telah mampu memanfaatkan sendiri perangkat TIK, maka anak dapat secara langsung berinteraksi dengan sumber belajar. Untuk belajar, anak tidak perlu meninggalkan tempat tinggalnya menuju sekolah yang ada, yang jarak tempuhnya cukup lama. Hanya saja, untuk pengembangan aspek sosial anak, maka lembaga pengelola pendidikan secara berkala (setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran) mengundang semua peserta didik untuk berkumpul dan tinggal bersama serta belajar bersama
D. Pentingnya Pemanfaatan TIK di Dunia Pendidikan.
Di era global ini, siapapun dapat mengamati bahwa seorang anak yang ingin belajar di Sekolah Dasar (SD) misalnya, ia harus datang ke SD. Artinya, anak atau peserta didiklah yang mendatangi SD karena di SD tersedia berbagai sumber belajar, seperti guru, buku-buku, dan berbagai media pembelajaran lainnya. Hal yang sama juga terjadi bagi anak yang ingin belajar di SMP, SMA, dan SMK. Keadaan yang demikian ini yang lazim terjadi.
Negara Australia dibidang pendidikan dengan persebaran penduduk yang sangat berjauhan dan jarang dapat dijadikan sebagai contoh tentang potensi teknologi. sehingga tidak semua anak dapat datang dan belajar di Sekolah yang disediakan oleh Pemerintah atau institusi pendidikan lainnya. Anak-anak usia Taman kanak-Kanak terpaksa tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di Sekolah Taman Kanak-Kanak yang ada. Demikian juga halnya dengan anak-anak pada usia pendidikan yang lebih tinggi. Tidak semua mereka ini dapat datang dan belajar di sekolah setiap hari. Artinya, yang menjadi kendala adalah apabila anak harus mendatangi sumber belajar secara rutin setiap hari
Kemajuan teknologi telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari manusia. Kemajuan teknologi juga telah memberikan berbagai kemudahan dalam kehidupan sehari-hari manusia termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Pemerintah Australia mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk membelajarkan para warga negaranya yang karena kondisi geografis dan persebaran penduduk yang terpencar-pencar dan saling berjauhan
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Teknologi Informasi dan komunikasi tidak dapat dipisahkan dan saling keterkaitan .
2. Pemanfaatan TIK didalam dunia pendidika peserta didik tidak perlu mendatangi sumber belajar tetapi sebaliknya.
3. Penggunaan TIK didalam dunia pendidikan menjadi efiesien baik dalam pemanfaatan waktu, jarak tidak lagi mnjadi masalah dalam belajar,penghematan finansial dan lain-lain.
4. Australia pemanfaatan TIK didalam dunia pendidikan sudah diterapkan pada anak TK.
DAFTAR PUSTAKA
www.smpn3jember.com
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keberadaan teknologi informasi dan komunikasi yang sekarang ini merupakan hal yang sangat penting, keberadaan teknologi ini sangat penting, baik bagi suatu organisasi maupun suatu perusahaan, dan didalam dunia pendidikan pun sekarang ini sangat penting.
Perkembangan suatu teknologi khususnya TIK dalam suatu negara dapat terwujud dengan baik apabila didukung oleh tingkat kecerdasan, keahlian dan wawasan yang luas serta tidak luput dari partisipasi masyarakat yang berkeinginan untuk bisa hidup lebih maju dan berkembang, suatu negara bisa disebut sebagai negara yang berkembang apabila negara tersebut mampu bersaing dengan negara-negara yang sudah berkembang, sedangkan dalam menciptakan suatu kemajuan teknologi menuju perkembangan yang lebih maju di butuhkan tekad dan kemauan para masyasrakat.
1.2 Maksud dan Tujuan
Dalam hal ini penulis memberikan pembahasan akan maksud dan tujuan dalam menulis makalah ini :
a. Untuk bagaimana pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan di Australia.
1.3 Batasan Masalah
Dalam hal ini penulis memberikan batasan masalah dalam menulis makalah ini :
1. Apa Pengertian TIK?
2. Bagaimana Pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan di Australia?
3. Mengapa pemanfaatan TIK didalam dunia pendidikan sangat penting?
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran mengenai laporan ini, maka penulis akan menguraikan sistematika penulisan secara garis besar yang terdiri dari tiga bab,disetiap bab akan menjadi sub bab sesuai kebutuhan.
Sistematika ini di buat agar menjadi mudah dipahami oleh semua pihak yang susunannya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan hal yang bersifat umum, maksud dan tujuan, batasan masalah dan sistematika penulisan .
BAB II PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hal yang bersifat umum pengertian TIK, Pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan di Australia, dan Pentingnya Pemanfaatan TIK di Dunia Pendidikan
BAB III PENUTUP
Bab ini berisikan simpulan dan saran dari bab-bab sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Umum
Kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari manusia. Kemajuan TIK juga telah memberikan berbagai kemudahan dalam kehidupan sehari-hari manusia termasuk dalam kegiatan pembelajaran.
Di lingkungan pendidikan, peserta didiklah yang harus aktif pergi ke sekolah agar dapat bertemu dengan sumber belajar yang berupa guru misalnya. Di sekolah juga, peserta didik dapat menemukan beberapa sumber belajar lainnya, seperti: peta, globe, buku, dan berbagai jenis media pembelajaran lainnya. Dalam kegiatan pembelajaran yang pada umumnya terjadi adalah bahwa peserta didik yang aktif mendatangi sumber belajar.
B. Pengertian TIK
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang (Davis dalam Abdul Kadir : 2003,28). Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar,angka dan lain-lain(Hovland, Janis, dan Kelley : 1953). Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara umun dapat didefinisikan teknologi-teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran dan penyajian informasi. Dapat juga diartikan sebagai gabungan teknologi-teknologi yang menyertai proses komunikasi untuk menyampaikan komunikasi. Jadi Tik mencakup dua aspek, yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi Informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses manipulasi dan pengelolaan informasi, sedangkan Teknologi Komunikasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses penyampain Informasi dari pengirim ke penerima.
C. Pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan di Australia
Seiring dengan pesatnya perkembangan TIK di dunia semua aspek kehidupan ternyata mendapat imbasnya dari perkembangan tersebut, tak luput juga pemanfaatan TIK didalam dunia pendidikan dirasakan sangat penting.
Pemerintah Australia mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk membelajarkan para warga negaranya. Dengan cara memberikan kredit kepada keluarga yang membutuhkan perangkat TIK untuk mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran. Pelatihan tentang cara-cara pemanfaatan perangkat TIK diberikan kepada anggota keluarga, baik orang tua maupun orang dewasa yang ada. Agar anak-anak usia TK dapat belajar sebagaimana layaknya teman-temannya di Sekolah Taman Kanak-Kanak, maka lembaga penyelenggara pendidikan TK memberikan layanan kegiatan belajar kepada anak-anak TK melalui orang dewasa yang ada atau tinggal serumah dengan menggunakan perangkat TIK.
Melalui perangkat TIK, orangtua anak dibimbing tentang berbagai hal yang harus dilakukan untuk membelajarkan anaknya yang berusia TK. Apabila ada masalah, orangtua juga dapat mendiskusikannya dengan pihak pengelola pendidikan TK secara jarak jauh melalui perangkat TIK yang telah ada. Pada dasarnya, orangtua atau orang dewasa yang dekat dengan sang anak yang berusia TK yang melakukan kegiatan pendidikan/pembelajaran. Sumber belajar yang datang menghampiri sang anak melalui orangtua atau orang dewasa yang dekat dengan sang anak melalui penggunaan perangkat TIK.
Pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dimana anak telah mampu memanfaatkan sendiri perangkat TIK, maka anak dapat secara langsung berinteraksi dengan sumber belajar. Untuk belajar, anak tidak perlu meninggalkan tempat tinggalnya menuju sekolah yang ada, yang jarak tempuhnya cukup lama. Hanya saja, untuk pengembangan aspek sosial anak, maka lembaga pengelola pendidikan secara berkala (setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran) mengundang semua peserta didik untuk berkumpul dan tinggal bersama serta belajar bersama
D. Pentingnya Pemanfaatan TIK di Dunia Pendidikan.
Di era global ini, siapapun dapat mengamati bahwa seorang anak yang ingin belajar di Sekolah Dasar (SD) misalnya, ia harus datang ke SD. Artinya, anak atau peserta didiklah yang mendatangi SD karena di SD tersedia berbagai sumber belajar, seperti guru, buku-buku, dan berbagai media pembelajaran lainnya. Hal yang sama juga terjadi bagi anak yang ingin belajar di SMP, SMA, dan SMK. Keadaan yang demikian ini yang lazim terjadi.
Negara Australia dibidang pendidikan dengan persebaran penduduk yang sangat berjauhan dan jarang dapat dijadikan sebagai contoh tentang potensi teknologi. sehingga tidak semua anak dapat datang dan belajar di Sekolah yang disediakan oleh Pemerintah atau institusi pendidikan lainnya. Anak-anak usia Taman kanak-Kanak terpaksa tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di Sekolah Taman Kanak-Kanak yang ada. Demikian juga halnya dengan anak-anak pada usia pendidikan yang lebih tinggi. Tidak semua mereka ini dapat datang dan belajar di sekolah setiap hari. Artinya, yang menjadi kendala adalah apabila anak harus mendatangi sumber belajar secara rutin setiap hari
Kemajuan teknologi telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari manusia. Kemajuan teknologi juga telah memberikan berbagai kemudahan dalam kehidupan sehari-hari manusia termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Pemerintah Australia mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk membelajarkan para warga negaranya yang karena kondisi geografis dan persebaran penduduk yang terpencar-pencar dan saling berjauhan
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Teknologi Informasi dan komunikasi tidak dapat dipisahkan dan saling keterkaitan .
2. Pemanfaatan TIK didalam dunia pendidika peserta didik tidak perlu mendatangi sumber belajar tetapi sebaliknya.
3. Penggunaan TIK didalam dunia pendidikan menjadi efiesien baik dalam pemanfaatan waktu, jarak tidak lagi mnjadi masalah dalam belajar,penghematan finansial dan lain-lain.
4. Australia pemanfaatan TIK didalam dunia pendidikan sudah diterapkan pada anak TK.
DAFTAR PUSTAKA
www.smpn3jember.com
Landasan Psikologi Pendidikan
LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN
A. Perkembangan Individu dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
Keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya antara lain akan dipengaruhi oleh pemahamannya tentang perkembangan peserta didik. Oleh karen itu agar sukses dalam mendidik, kita perlu memahami perkembangan, sebab hal ini membantu kita dalam memahami tingkah laku.
1. Definisi dan Prinsip-prinsip Perkembangan
Perkembangan adalah proses perubahan yang berlangsung terus-menerus sejak terjadinya pembuahan hingga meninggal dunia (Yelon and Weinstein,1977 ). Perubahan dalam perkembangan individu terjadi karena kematangan dan belajar.
Prinsip-prinsip perkembangan menurut Yelon and Weinstein ada 5, yaitu :
i. Perkembangan individu berlangsung terus menerus sejak pembuahan hingga meninggal dunia.
ii. Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda, tetapi pada umumnya mempunyai perkembangan yang normal.
iii. Semua aspek perkembngan yang bersifat fisik, sosial, mental, dan emosional satu sama lainnya saling berhubungan.
iv. Arah perkembangan individu dapat diramalkan.
v. Perkembangan berlangsung secara bertahap dan setiap tahap memilki karakteristik tertentu.
2. Pengaruh Hereditas dan Lingkungan terhadap Perkembangan Individu
Salah satu masalah yang menjadi perhatian para ahli psikologi yaitu berkenaan dengan faktor penentu perkembangan individu. Hasil studi psikologi sebagai jawaban terhadap permasalahan tersebut dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :
a. Nativisme
Menurut teori ini setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa faktor-faktor turunan yang berasal dari orang tuanya, dan faktor turunan tersebut menjadi faktor penentu perkembngan individu.
Implikasinya terhadap pendidikan yaitu kurang memberikan kemungkinan bagi pendidik dalam upaya mengubah kepribadian peserta didik.
b. Empirisme
Menurut teori ini setiap individu diahirkan ke dunia dalam keadaan bersih ibarat papan tulis yang belum di tulisi. Setelah kelahirannya, faktor penentu perkembangan individu ditentukan oleh faktor lingkungan atau pengalamannya.
Implikasinya terhadap pendidikan yakni memberikan kemungkinan sepenuhnya bagi pendidik untuk dapat membentuk kepribadian peserta didik.
c. Teori Konvergensi
Menurut teori ini perkembangan individu di tentukan oleh faktor keturunan maupun oleh faktor lingkungan/pengalaman.
Implikasinya terhadap pendidikan yakni memberikan kemungkinan bagi pendidik untuk dapat membantu perkembangan individu sesuai dengan apa yang diharapkan, namun demikian pelaksanaannya harus tetap memperhatiakan faktor-faktor hereditas peserta didik, seperti kematangan, bakat, kemampuan, keadaan mental,dsb.
B. Tahap dan Perkembangan serta Implikasinya terhadap Perlakuan Pendidik
1. Tahap dan Tugas Perkembangan Individu
Anak menjadi dewasa melalui suatu proses pertumbuhan bertahap mengenai keadaan fisik, sosial, emosional, moral, dan mentalnya. Seraya berkembang, mereka mempunyai cara-cara memahami, bereaksi, mempersepsi yang sesuai dengan usianya. Inilah yang dimaksud tahap perkembangan.
Robert Havighurst, mendeskripsikan tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan pada setiap tahap perkembangan sebagai berikut:
a) Tugas Perkembngan Masa Bayi dan Kanak-kanak Kecil (0-6 Tahun)
• Belajar berjalan
• Belajar makan makanan yang padat
• Belajar membedakan yang benar dan yang salah, dan mengembangakan kesadaran diri,dll.
b) Tugas Perkembngan Masa Kanak-kanak (6-12 Tahun)
• Belajar keterampialn fisik yang perlu untuk permainan sehari-hari.
• Pengembangan konsep-konsep yang perlu untuk kehidupan sehari-hari.
• Pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga,dll.
c) Tugas Perkembngan Masa Remaja (12-18 Tahun)
• Mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin.
• Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan.
• Menguasai seperangkat nilai dan sisitem etik sebagai pedoman bertingkah laku, dll.
d) Tugas Perkembngan Masa Dewasa (18-… Tahun)
• Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal
• Memilih jodoh / pasangan hidup.
• Menyelenggarakan / mengelola rumah tangga.
• Mencari suatu perkumpulan sosial yang sesuai, dll.
• Tugas Perkembngan Masa Dewasa Tengah
• Mencapai tanggungjawab sosial dan warga negara yang dewasa.
• Mengembangkan penggunaan waktu luang orang dewasa.
• Menyesuaikan diri terhadap orangtua yang sangat tua,dll.
I. Tugas Perkembngan Masa Usia Lanjut:
• Menyesuaikan diri pada kekuatan dan kesehatan jasmani yang makin menurun.
• Menyesuaikan diri terhadap kematian suami / istri.
• Menyusun penyelenggaraan kehidupan jasmaniahyang memuaskan,dll.
2. Implikasi Perkembangan Individu terhadap Perlakuan Pendidik yang Diharapkan
Implikasi perkembangan individu terhadap perlakuan pendidik yang diharapkan dalam rangka membantu penyelesaian tugas-tugas perkembangannya adalah sebagai berikut:
a) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik pada Masa Kanak-kanak Kecil
• Menyelenggarakan disiplin secara lemah lembut secara konsisten.
• Bercakap-cakap dan memberiakan respon terhadap perkataan peserta didik.
• Menghargai hal-hal yang dapat di kerjakan peserta didik,dll.
b) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik pada Masa Prasekolah
• Memberikantanggung jawab dan kebersamaan kepada peserta didik secara berangsur-angsur dan terus–menerus.
• Menyediakn benda-benda untuk diekplorasi.
• Memperbanyak aktivitas berbahasa seperti ceritera, mengklasifikasikan, diskusi masalah, dan membuat aturan-aturan, dll.
c) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik pada Masa Kanak-kanak:
• Menerima kebutuhan-kebutuhan akan kebebasan anak dan menambah tanggungjawab anak.
• Membangkitkan rasa ingin tahu.
• Terbuka terhadap kritik,dll.
d) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik pada Masa Remaja Awal:
• Menerima makin dewasanya peserta didik.
• Memberiakan tanggungjawab secara berangsur-angsur.
• Mendorong kebebasan dan tanggungjawab,dll.
e) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik pada Masa Remaja Akhir:
• Menghargai pandangan-pandangan peserta didik.
• Menerima kematangan peserta didik.
• Berkreasi bersama dan bersama-sama menegakan berbagai aturan,dll.
C. Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pendidikan
1. Behaviorisme
Behaviorisme didasarkan pada asumsi bahwa:
i. Hasil belajar adalah berupa perubahan tingkah laku yang dapat diobservasi.
ii. Tingkah laku dan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dimodifikasi oleh kondisi-kondisi lingkungan.
iii. Komponen teori behavioral ini adalah stimulus, respon dan konsekuensi.
iv. Faktor penentu yang penting sebagai kondisi lingkungan dalam belajar adalah reinforcement.
Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut:
i. Individualisasi: perlakuan individual didasarkan pada tugas, ganjaran dan disiplin.
ii. Motivasi: motivasi belajar bersifat ekstrinsik melalui pembiasaan secara terus-menerus.
iii. Metodologi: metode bealjar dijabarkan secara rinci untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan tertentu dan menggunakan teknologi.
iv. Tujuan kurikuler : berpusat pada pengetahuan dan keterampilan akademis serta tingkah laku sosial.
v. Bentuk pengelolaan kelas : pengelolaan kelas berpusat pada guru, hubungan-hubungan sosial hanya merupakan cara untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan yang hendak dicapai.
vi. Usaha mengefektifkan mengajar :dengan cara menyusun program secara rinci dan bertingkat serta mengutamakan penguasaan keterampilan.
vii. Partisispasi : peserta didik mungkin pasif.
viii. Kegiatan belajar peserta didik : pemahiran keterampilan melalui pembiasaan setahap demi setahap secara rinci.
ix. Tujuan umum : kemampuan mengerjakan sesuatu
2. Kognitif
Kognitif didasarkan pada asumsi bahwa:
a) Individu mempunyai kemampuan memproses informasi.
b) Kemampuan memproses informasi tergantung faktor kognitif yang perkembangannya berlangsungsecar bertahap sejalan dengan tahapan usianya.
c) Belajar adalah proses internal yang kompleks berupa pemrosesan informasi.
d) Hasil belajar adalah berupa perubahan struktur kognitif.
e) Cara belajar pada anak-anak dan orang dewasa berbeda secara tahap perkembangannya.
Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut:
I. Individualisasi : perlakuan individu didasarkan pada tingkat perkembngan kognitif peserta didik
II. Motivasi: bersifat intrinsik yang timbul berdasarkan pengetahuan yangtelah dikuasai peserta didik.
III. Metodologi : menggunakan kurikulum dan metode-metode yang berfungsi mengembangkan keterampilan dasar berfikir.
IV. Tujuan kurikuler : difokuskan untuk mengembangkan keseluruhan kemampuan sensori, motor, bahasa, kognitif, adapun interaksi sosial merupakan cara / alat untuk mengembangkan intelegensi.
V. Bentuk pengelolaan kelas : berpusat pada peserta didik
VI. Usaha mengefektifkan mengajar : dengan cara mengutamakan program-program pendidikan berupa pengetahuan-pengetahuan yang terpadu, adapun konsep-konsep dan keterampilan harus secara hierarkis.
VII. Partisispasi peserta didik: peserta didik dituntut berpartisipasi aktif untuk mengembangkan kognitif, peserta didik belajar dengan bekerja.
VIII. Kegiatan belajar peserta didik :mengutamakan belajar melalui tilikan dan pemahaman.
IX. Tujuan umum : mengembangkan kemampuan atau fungsi-fungsi kognitif secara optimal dan kemampuan menggunakan kecerdasan secara bijaksana.
3. Humanisme
Humanisme didasarkan pada asumsi bahwa:
1) Individu adalah pribadi utuh, ia mempunyai kebebasan memilih untuk menentukan kehidupannya.
2) Individu mempunyai hasrat untuk mengetahui, hasrat untuk bereksplorasi, dan mengasimilasi pengalaman-pengalamannya.
3) Belajar adalah fungsi seluruh kepribadian individu.
4) Belajar akan bermakna jika melibatkan seluruh kepribdian individu.
Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut:
I. Individualisasi : perlakuan terhadap individual didasarkan atas kebutuhan-kebutuhan individual dan kepribadian peserta didik.
II. Motivasi: bersifat intrinsik berdasarkan pemuasan kebutuhan-kebutuhan individual peserta didik.
III. Metodologi: menggunakan metode/ pendekatan proyek yang terpadu, menekankan pada studi-studi sosial atau mempelajari kehidupan sosial.
IV. Tujuan kurikuler : mengutamakan pada pengembangan sosial, keterampilan berkomunikasi, kemampuan untuk tanggap terhadap kebutuhan kelompok dan individu.
V. Bentuk pengelolaan kelas : berpusat pada peserta didik, peserta didik bebas memilih sedangkan guru / pendidik berperan untuk membantu dan bukan untuk mengarahkan.
VI. Usaha mengefektifkan mengajar: penajaran disusun dalam bentuk topik-topik yang terpadu berdasarkan kebutuhan peserta didik secara perorangan.
VII. Partisispasi peserta didik: mengutamakan partisipasi aktif peserta didik.
VIII. Kegiatan belajar peserta didik : mengutamakan belajar melalui pemahaman dan pengertian, bukan hanya memperoleh pengetahuan.
IX. Tujuan umum : mencapai kesempurnaan diri dan pemahaman.
A. Perkembangan Individu dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
Keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya antara lain akan dipengaruhi oleh pemahamannya tentang perkembangan peserta didik. Oleh karen itu agar sukses dalam mendidik, kita perlu memahami perkembangan, sebab hal ini membantu kita dalam memahami tingkah laku.
1. Definisi dan Prinsip-prinsip Perkembangan
Perkembangan adalah proses perubahan yang berlangsung terus-menerus sejak terjadinya pembuahan hingga meninggal dunia (Yelon and Weinstein,1977 ). Perubahan dalam perkembangan individu terjadi karena kematangan dan belajar.
Prinsip-prinsip perkembangan menurut Yelon and Weinstein ada 5, yaitu :
i. Perkembangan individu berlangsung terus menerus sejak pembuahan hingga meninggal dunia.
ii. Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda, tetapi pada umumnya mempunyai perkembangan yang normal.
iii. Semua aspek perkembngan yang bersifat fisik, sosial, mental, dan emosional satu sama lainnya saling berhubungan.
iv. Arah perkembangan individu dapat diramalkan.
v. Perkembangan berlangsung secara bertahap dan setiap tahap memilki karakteristik tertentu.
2. Pengaruh Hereditas dan Lingkungan terhadap Perkembangan Individu
Salah satu masalah yang menjadi perhatian para ahli psikologi yaitu berkenaan dengan faktor penentu perkembangan individu. Hasil studi psikologi sebagai jawaban terhadap permasalahan tersebut dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :
a. Nativisme
Menurut teori ini setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa faktor-faktor turunan yang berasal dari orang tuanya, dan faktor turunan tersebut menjadi faktor penentu perkembngan individu.
Implikasinya terhadap pendidikan yaitu kurang memberikan kemungkinan bagi pendidik dalam upaya mengubah kepribadian peserta didik.
b. Empirisme
Menurut teori ini setiap individu diahirkan ke dunia dalam keadaan bersih ibarat papan tulis yang belum di tulisi. Setelah kelahirannya, faktor penentu perkembangan individu ditentukan oleh faktor lingkungan atau pengalamannya.
Implikasinya terhadap pendidikan yakni memberikan kemungkinan sepenuhnya bagi pendidik untuk dapat membentuk kepribadian peserta didik.
c. Teori Konvergensi
Menurut teori ini perkembangan individu di tentukan oleh faktor keturunan maupun oleh faktor lingkungan/pengalaman.
Implikasinya terhadap pendidikan yakni memberikan kemungkinan bagi pendidik untuk dapat membantu perkembangan individu sesuai dengan apa yang diharapkan, namun demikian pelaksanaannya harus tetap memperhatiakan faktor-faktor hereditas peserta didik, seperti kematangan, bakat, kemampuan, keadaan mental,dsb.
B. Tahap dan Perkembangan serta Implikasinya terhadap Perlakuan Pendidik
1. Tahap dan Tugas Perkembangan Individu
Anak menjadi dewasa melalui suatu proses pertumbuhan bertahap mengenai keadaan fisik, sosial, emosional, moral, dan mentalnya. Seraya berkembang, mereka mempunyai cara-cara memahami, bereaksi, mempersepsi yang sesuai dengan usianya. Inilah yang dimaksud tahap perkembangan.
Robert Havighurst, mendeskripsikan tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan pada setiap tahap perkembangan sebagai berikut:
a) Tugas Perkembngan Masa Bayi dan Kanak-kanak Kecil (0-6 Tahun)
• Belajar berjalan
• Belajar makan makanan yang padat
• Belajar membedakan yang benar dan yang salah, dan mengembangakan kesadaran diri,dll.
b) Tugas Perkembngan Masa Kanak-kanak (6-12 Tahun)
• Belajar keterampialn fisik yang perlu untuk permainan sehari-hari.
• Pengembangan konsep-konsep yang perlu untuk kehidupan sehari-hari.
• Pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga,dll.
c) Tugas Perkembngan Masa Remaja (12-18 Tahun)
• Mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin.
• Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan.
• Menguasai seperangkat nilai dan sisitem etik sebagai pedoman bertingkah laku, dll.
d) Tugas Perkembngan Masa Dewasa (18-… Tahun)
• Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal
• Memilih jodoh / pasangan hidup.
• Menyelenggarakan / mengelola rumah tangga.
• Mencari suatu perkumpulan sosial yang sesuai, dll.
• Tugas Perkembngan Masa Dewasa Tengah
• Mencapai tanggungjawab sosial dan warga negara yang dewasa.
• Mengembangkan penggunaan waktu luang orang dewasa.
• Menyesuaikan diri terhadap orangtua yang sangat tua,dll.
I. Tugas Perkembngan Masa Usia Lanjut:
• Menyesuaikan diri pada kekuatan dan kesehatan jasmani yang makin menurun.
• Menyesuaikan diri terhadap kematian suami / istri.
• Menyusun penyelenggaraan kehidupan jasmaniahyang memuaskan,dll.
2. Implikasi Perkembangan Individu terhadap Perlakuan Pendidik yang Diharapkan
Implikasi perkembangan individu terhadap perlakuan pendidik yang diharapkan dalam rangka membantu penyelesaian tugas-tugas perkembangannya adalah sebagai berikut:
a) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik pada Masa Kanak-kanak Kecil
• Menyelenggarakan disiplin secara lemah lembut secara konsisten.
• Bercakap-cakap dan memberiakan respon terhadap perkataan peserta didik.
• Menghargai hal-hal yang dapat di kerjakan peserta didik,dll.
b) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik pada Masa Prasekolah
• Memberikantanggung jawab dan kebersamaan kepada peserta didik secara berangsur-angsur dan terus–menerus.
• Menyediakn benda-benda untuk diekplorasi.
• Memperbanyak aktivitas berbahasa seperti ceritera, mengklasifikasikan, diskusi masalah, dan membuat aturan-aturan, dll.
c) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik pada Masa Kanak-kanak:
• Menerima kebutuhan-kebutuhan akan kebebasan anak dan menambah tanggungjawab anak.
• Membangkitkan rasa ingin tahu.
• Terbuka terhadap kritik,dll.
d) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik pada Masa Remaja Awal:
• Menerima makin dewasanya peserta didik.
• Memberiakan tanggungjawab secara berangsur-angsur.
• Mendorong kebebasan dan tanggungjawab,dll.
e) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik pada Masa Remaja Akhir:
• Menghargai pandangan-pandangan peserta didik.
• Menerima kematangan peserta didik.
• Berkreasi bersama dan bersama-sama menegakan berbagai aturan,dll.
C. Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pendidikan
1. Behaviorisme
Behaviorisme didasarkan pada asumsi bahwa:
i. Hasil belajar adalah berupa perubahan tingkah laku yang dapat diobservasi.
ii. Tingkah laku dan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dimodifikasi oleh kondisi-kondisi lingkungan.
iii. Komponen teori behavioral ini adalah stimulus, respon dan konsekuensi.
iv. Faktor penentu yang penting sebagai kondisi lingkungan dalam belajar adalah reinforcement.
Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut:
i. Individualisasi: perlakuan individual didasarkan pada tugas, ganjaran dan disiplin.
ii. Motivasi: motivasi belajar bersifat ekstrinsik melalui pembiasaan secara terus-menerus.
iii. Metodologi: metode bealjar dijabarkan secara rinci untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan tertentu dan menggunakan teknologi.
iv. Tujuan kurikuler : berpusat pada pengetahuan dan keterampilan akademis serta tingkah laku sosial.
v. Bentuk pengelolaan kelas : pengelolaan kelas berpusat pada guru, hubungan-hubungan sosial hanya merupakan cara untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan yang hendak dicapai.
vi. Usaha mengefektifkan mengajar :dengan cara menyusun program secara rinci dan bertingkat serta mengutamakan penguasaan keterampilan.
vii. Partisispasi : peserta didik mungkin pasif.
viii. Kegiatan belajar peserta didik : pemahiran keterampilan melalui pembiasaan setahap demi setahap secara rinci.
ix. Tujuan umum : kemampuan mengerjakan sesuatu
2. Kognitif
Kognitif didasarkan pada asumsi bahwa:
a) Individu mempunyai kemampuan memproses informasi.
b) Kemampuan memproses informasi tergantung faktor kognitif yang perkembangannya berlangsungsecar bertahap sejalan dengan tahapan usianya.
c) Belajar adalah proses internal yang kompleks berupa pemrosesan informasi.
d) Hasil belajar adalah berupa perubahan struktur kognitif.
e) Cara belajar pada anak-anak dan orang dewasa berbeda secara tahap perkembangannya.
Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut:
I. Individualisasi : perlakuan individu didasarkan pada tingkat perkembngan kognitif peserta didik
II. Motivasi: bersifat intrinsik yang timbul berdasarkan pengetahuan yangtelah dikuasai peserta didik.
III. Metodologi : menggunakan kurikulum dan metode-metode yang berfungsi mengembangkan keterampilan dasar berfikir.
IV. Tujuan kurikuler : difokuskan untuk mengembangkan keseluruhan kemampuan sensori, motor, bahasa, kognitif, adapun interaksi sosial merupakan cara / alat untuk mengembangkan intelegensi.
V. Bentuk pengelolaan kelas : berpusat pada peserta didik
VI. Usaha mengefektifkan mengajar : dengan cara mengutamakan program-program pendidikan berupa pengetahuan-pengetahuan yang terpadu, adapun konsep-konsep dan keterampilan harus secara hierarkis.
VII. Partisispasi peserta didik: peserta didik dituntut berpartisipasi aktif untuk mengembangkan kognitif, peserta didik belajar dengan bekerja.
VIII. Kegiatan belajar peserta didik :mengutamakan belajar melalui tilikan dan pemahaman.
IX. Tujuan umum : mengembangkan kemampuan atau fungsi-fungsi kognitif secara optimal dan kemampuan menggunakan kecerdasan secara bijaksana.
3. Humanisme
Humanisme didasarkan pada asumsi bahwa:
1) Individu adalah pribadi utuh, ia mempunyai kebebasan memilih untuk menentukan kehidupannya.
2) Individu mempunyai hasrat untuk mengetahui, hasrat untuk bereksplorasi, dan mengasimilasi pengalaman-pengalamannya.
3) Belajar adalah fungsi seluruh kepribadian individu.
4) Belajar akan bermakna jika melibatkan seluruh kepribdian individu.
Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut:
I. Individualisasi : perlakuan terhadap individual didasarkan atas kebutuhan-kebutuhan individual dan kepribadian peserta didik.
II. Motivasi: bersifat intrinsik berdasarkan pemuasan kebutuhan-kebutuhan individual peserta didik.
III. Metodologi: menggunakan metode/ pendekatan proyek yang terpadu, menekankan pada studi-studi sosial atau mempelajari kehidupan sosial.
IV. Tujuan kurikuler : mengutamakan pada pengembangan sosial, keterampilan berkomunikasi, kemampuan untuk tanggap terhadap kebutuhan kelompok dan individu.
V. Bentuk pengelolaan kelas : berpusat pada peserta didik, peserta didik bebas memilih sedangkan guru / pendidik berperan untuk membantu dan bukan untuk mengarahkan.
VI. Usaha mengefektifkan mengajar: penajaran disusun dalam bentuk topik-topik yang terpadu berdasarkan kebutuhan peserta didik secara perorangan.
VII. Partisispasi peserta didik: mengutamakan partisipasi aktif peserta didik.
VIII. Kegiatan belajar peserta didik : mengutamakan belajar melalui pemahaman dan pengertian, bukan hanya memperoleh pengetahuan.
IX. Tujuan umum : mencapai kesempurnaan diri dan pemahaman.
Langganan:
Postingan (Atom)