Rabu, 07 Januari 2009

Landasan Psikologi Pendidikan

LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN
A. Perkembangan Individu dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
Keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya antara lain akan dipengaruhi oleh pemahamannya tentang perkembangan peserta didik. Oleh karen itu agar sukses dalam mendidik, kita perlu memahami perkembangan, sebab hal ini membantu kita dalam memahami tingkah laku.
1. Definisi dan Prinsip-prinsip Perkembangan
Perkembangan adalah proses perubahan yang berlangsung terus-menerus sejak terjadinya pembuahan hingga meninggal dunia (Yelon and Weinstein,1977 ). Perubahan dalam perkembangan individu terjadi karena kematangan dan belajar.
Prinsip-prinsip perkembangan menurut Yelon and Weinstein ada 5, yaitu :
i. Perkembangan individu berlangsung terus menerus sejak pembuahan hingga meninggal dunia.
ii. Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda, tetapi pada umumnya mempunyai perkembangan yang normal.
iii. Semua aspek perkembngan yang bersifat fisik, sosial, mental, dan emosional satu sama lainnya saling berhubungan.
iv. Arah perkembangan individu dapat diramalkan.
v. Perkembangan berlangsung secara bertahap dan setiap tahap memilki karakteristik tertentu.
2. Pengaruh Hereditas dan Lingkungan terhadap Perkembangan Individu
Salah satu masalah yang menjadi perhatian para ahli psikologi yaitu berkenaan dengan faktor penentu perkembangan individu. Hasil studi psikologi sebagai jawaban terhadap permasalahan tersebut dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :


a. Nativisme
Menurut teori ini setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa faktor-faktor turunan yang berasal dari orang tuanya, dan faktor turunan tersebut menjadi faktor penentu perkembngan individu.
Implikasinya terhadap pendidikan yaitu kurang memberikan kemungkinan bagi pendidik dalam upaya mengubah kepribadian peserta didik.
b. Empirisme
Menurut teori ini setiap individu diahirkan ke dunia dalam keadaan bersih ibarat papan tulis yang belum di tulisi. Setelah kelahirannya, faktor penentu perkembangan individu ditentukan oleh faktor lingkungan atau pengalamannya.
Implikasinya terhadap pendidikan yakni memberikan kemungkinan sepenuhnya bagi pendidik untuk dapat membentuk kepribadian peserta didik.
c. Teori Konvergensi
Menurut teori ini perkembangan individu di tentukan oleh faktor keturunan maupun oleh faktor lingkungan/pengalaman.
Implikasinya terhadap pendidikan yakni memberikan kemungkinan bagi pendidik untuk dapat membantu perkembangan individu sesuai dengan apa yang diharapkan, namun demikian pelaksanaannya harus tetap memperhatiakan faktor-faktor hereditas peserta didik, seperti kematangan, bakat, kemampuan, keadaan mental,dsb.
B. Tahap dan Perkembangan serta Implikasinya terhadap Perlakuan Pendidik
1. Tahap dan Tugas Perkembangan Individu
Anak menjadi dewasa melalui suatu proses pertumbuhan bertahap mengenai keadaan fisik, sosial, emosional, moral, dan mentalnya. Seraya berkembang, mereka mempunyai cara-cara memahami, bereaksi, mempersepsi yang sesuai dengan usianya. Inilah yang dimaksud tahap perkembangan.
Robert Havighurst, mendeskripsikan tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan pada setiap tahap perkembangan sebagai berikut:
a) Tugas Perkembngan Masa Bayi dan Kanak-kanak Kecil (0-6 Tahun)
• Belajar berjalan
• Belajar makan makanan yang padat
• Belajar membedakan yang benar dan yang salah, dan mengembangakan kesadaran diri,dll.
b) Tugas Perkembngan Masa Kanak-kanak (6-12 Tahun)
• Belajar keterampialn fisik yang perlu untuk permainan sehari-hari.
• Pengembangan konsep-konsep yang perlu untuk kehidupan sehari-hari.
• Pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga,dll.
c) Tugas Perkembngan Masa Remaja (12-18 Tahun)
• Mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin.
• Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan.
• Menguasai seperangkat nilai dan sisitem etik sebagai pedoman bertingkah laku, dll.
d) Tugas Perkembngan Masa Dewasa (18-… Tahun)
• Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal
• Memilih jodoh / pasangan hidup.
• Menyelenggarakan / mengelola rumah tangga.
• Mencari suatu perkumpulan sosial yang sesuai, dll.
• Tugas Perkembngan Masa Dewasa Tengah
• Mencapai tanggungjawab sosial dan warga negara yang dewasa.
• Mengembangkan penggunaan waktu luang orang dewasa.
• Menyesuaikan diri terhadap orangtua yang sangat tua,dll.
I. Tugas Perkembngan Masa Usia Lanjut:
• Menyesuaikan diri pada kekuatan dan kesehatan jasmani yang makin menurun.
• Menyesuaikan diri terhadap kematian suami / istri.
• Menyusun penyelenggaraan kehidupan jasmaniahyang memuaskan,dll.
2. Implikasi Perkembangan Individu terhadap Perlakuan Pendidik yang Diharapkan
Implikasi perkembangan individu terhadap perlakuan pendidik yang diharapkan dalam rangka membantu penyelesaian tugas-tugas perkembangannya adalah sebagai berikut:
a) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik pada Masa Kanak-kanak Kecil
• Menyelenggarakan disiplin secara lemah lembut secara konsisten.
• Bercakap-cakap dan memberiakan respon terhadap perkataan peserta didik.
• Menghargai hal-hal yang dapat di kerjakan peserta didik,dll.
b) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik pada Masa Prasekolah
• Memberikantanggung jawab dan kebersamaan kepada peserta didik secara berangsur-angsur dan terus–menerus.
• Menyediakn benda-benda untuk diekplorasi.
• Memperbanyak aktivitas berbahasa seperti ceritera, mengklasifikasikan, diskusi masalah, dan membuat aturan-aturan, dll.
c) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik pada Masa Kanak-kanak:
• Menerima kebutuhan-kebutuhan akan kebebasan anak dan menambah tanggungjawab anak.
• Membangkitkan rasa ingin tahu.
• Terbuka terhadap kritik,dll.
d) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik pada Masa Remaja Awal:
• Menerima makin dewasanya peserta didik.
• Memberiakan tanggungjawab secara berangsur-angsur.
• Mendorong kebebasan dan tanggungjawab,dll.
e) Perlakuan Pendidik yang Diharapkan bagi Perkembangan Peserta Didik pada Masa Remaja Akhir:
• Menghargai pandangan-pandangan peserta didik.
• Menerima kematangan peserta didik.
• Berkreasi bersama dan bersama-sama menegakan berbagai aturan,dll.

C. Teori Belajar dan Implikasinya terhadap Pendidikan
1. Behaviorisme
Behaviorisme didasarkan pada asumsi bahwa:
i. Hasil belajar adalah berupa perubahan tingkah laku yang dapat diobservasi.
ii. Tingkah laku dan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dimodifikasi oleh kondisi-kondisi lingkungan.
iii. Komponen teori behavioral ini adalah stimulus, respon dan konsekuensi.
iv. Faktor penentu yang penting sebagai kondisi lingkungan dalam belajar adalah reinforcement.
Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut:
i. Individualisasi: perlakuan individual didasarkan pada tugas, ganjaran dan disiplin.
ii. Motivasi: motivasi belajar bersifat ekstrinsik melalui pembiasaan secara terus-menerus.
iii. Metodologi: metode bealjar dijabarkan secara rinci untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan tertentu dan menggunakan teknologi.
iv. Tujuan kurikuler : berpusat pada pengetahuan dan keterampilan akademis serta tingkah laku sosial.
v. Bentuk pengelolaan kelas : pengelolaan kelas berpusat pada guru, hubungan-hubungan sosial hanya merupakan cara untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan yang hendak dicapai.
vi. Usaha mengefektifkan mengajar :dengan cara menyusun program secara rinci dan bertingkat serta mengutamakan penguasaan keterampilan.
vii. Partisispasi : peserta didik mungkin pasif.
viii. Kegiatan belajar peserta didik : pemahiran keterampilan melalui pembiasaan setahap demi setahap secara rinci.
ix. Tujuan umum : kemampuan mengerjakan sesuatu
2. Kognitif
Kognitif didasarkan pada asumsi bahwa:
a) Individu mempunyai kemampuan memproses informasi.
b) Kemampuan memproses informasi tergantung faktor kognitif yang perkembangannya berlangsungsecar bertahap sejalan dengan tahapan usianya.
c) Belajar adalah proses internal yang kompleks berupa pemrosesan informasi.
d) Hasil belajar adalah berupa perubahan struktur kognitif.
e) Cara belajar pada anak-anak dan orang dewasa berbeda secara tahap perkembangannya.
Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut:
I. Individualisasi : perlakuan individu didasarkan pada tingkat perkembngan kognitif peserta didik
II. Motivasi: bersifat intrinsik yang timbul berdasarkan pengetahuan yangtelah dikuasai peserta didik.
III. Metodologi : menggunakan kurikulum dan metode-metode yang berfungsi mengembangkan keterampilan dasar berfikir.
IV. Tujuan kurikuler : difokuskan untuk mengembangkan keseluruhan kemampuan sensori, motor, bahasa, kognitif, adapun interaksi sosial merupakan cara / alat untuk mengembangkan intelegensi.
V. Bentuk pengelolaan kelas : berpusat pada peserta didik
VI. Usaha mengefektifkan mengajar : dengan cara mengutamakan program-program pendidikan berupa pengetahuan-pengetahuan yang terpadu, adapun konsep-konsep dan keterampilan harus secara hierarkis.
VII. Partisispasi peserta didik: peserta didik dituntut berpartisipasi aktif untuk mengembangkan kognitif, peserta didik belajar dengan bekerja.
VIII. Kegiatan belajar peserta didik :mengutamakan belajar melalui tilikan dan pemahaman.
IX. Tujuan umum : mengembangkan kemampuan atau fungsi-fungsi kognitif secara optimal dan kemampuan menggunakan kecerdasan secara bijaksana.

3. Humanisme
Humanisme didasarkan pada asumsi bahwa:
1) Individu adalah pribadi utuh, ia mempunyai kebebasan memilih untuk menentukan kehidupannya.
2) Individu mempunyai hasrat untuk mengetahui, hasrat untuk bereksplorasi, dan mengasimilasi pengalaman-pengalamannya.
3) Belajar adalah fungsi seluruh kepribadian individu.
4) Belajar akan bermakna jika melibatkan seluruh kepribdian individu.
Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut:
I. Individualisasi : perlakuan terhadap individual didasarkan atas kebutuhan-kebutuhan individual dan kepribadian peserta didik.
II. Motivasi: bersifat intrinsik berdasarkan pemuasan kebutuhan-kebutuhan individual peserta didik.
III. Metodologi: menggunakan metode/ pendekatan proyek yang terpadu, menekankan pada studi-studi sosial atau mempelajari kehidupan sosial.
IV. Tujuan kurikuler : mengutamakan pada pengembangan sosial, keterampilan berkomunikasi, kemampuan untuk tanggap terhadap kebutuhan kelompok dan individu.
V. Bentuk pengelolaan kelas : berpusat pada peserta didik, peserta didik bebas memilih sedangkan guru / pendidik berperan untuk membantu dan bukan untuk mengarahkan.
VI. Usaha mengefektifkan mengajar: penajaran disusun dalam bentuk topik-topik yang terpadu berdasarkan kebutuhan peserta didik secara perorangan.
VII. Partisispasi peserta didik: mengutamakan partisipasi aktif peserta didik.
VIII. Kegiatan belajar peserta didik : mengutamakan belajar melalui pemahaman dan pengertian, bukan hanya memperoleh pengetahuan.
IX. Tujuan umum : mencapai kesempurnaan diri dan pemahaman.

2 komentar: